Kondisi pribumi yang menjadi Romusha semakin tidak jelas kabar dan keberadaannya karena terbatasnya informasi.
Tidak heran jika pada waktu itu banyak keluarga yang kehilangan saudara yang menjadi korban kewajiban dari Jepang untuk kerja paksa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Seiring berjalannya waktu geopolitik internasional semakin kacau dan tidak dapat diprediksi perjalanannnya.
Setiap negara membentuk organisasi keamanan untuk saling melindungi satu sama lain untuk membangun kekuatan bersama.
Pada akhir tahun 1944 Jepang terdesak Perang Asia Timur Raya, dan bayang-bayang kekalahan Jepang mulai nampak.
Hal ini disebabkan karena seluruh garis pertahanan Jepang di Pasifik sudah dihancurkan oleh serangan sekutu.
Situasi kritis terjadi Pada 1 Maret 1945 Letnan Jendral Kumakici Harada seorang pimpinan pemerintah pendudukan Jepang di Jawa.
Memberikan pengumuman pembentukan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dengan anggota sebanyak 60 orang.
Tujuan dari pembentukan BPUPKI untuk menyelidiki hal-hal penting menyangkut pembentukan negara Indonesia merdeka.
Pada 29 April 1945 Pengangkatan pengurus BPUPKI diumumkan, jabatan ketua diduduki Dokter K.R.T. Radjiman Wediodiningrat.
Kemudia Jabatan ketua muda pertama dijabat oleh Shucokan Cirebon yang bernama Icibangase.
Posisi Kepala Sekretariat dijabat oleh R.P. Suroso dibantu Toyohito Masuda dan Mr. A.G. Pringgodigdo.
Niat Jepang semakin serius terlihat pada tanggal 7 Agustus 1945, pemerintah pendudukan Jepang membubarkan BPUPKI, diganti dengan Panitia Persiapan Kemedekaan Indonesia (PPKI).
Dalam kesempatan itu Gunseikan Mayor Jenderal Yamamoto menegaskan bahwa anggota PPKI dipilih oleh Marsekal Terauci yang menjadi penguasa perang tertinggi di seluruh Asia Tenggara.
Anggota PPKI adalah 21 orang, terdiri dari 12 wakil dari Jawa, 3 wakil dari Sumatera, 2 wakil dari Sulawesi, 1 wakil dari Kalimantan, 1 wakil dari Sunda Kecil, 1 wakil dari Maluku dan 1 wakil dari golongan penduduk Cina.
Presiden pertama Indonesia Soekarno ditunjuk sebagai ketua, Mohammad Hatta sebagai wakil ketua, dan Mr. Ahmad Subardjo sebagai penasehat.
Setelah terbentuk, akhirnya Pada 9 Agustus 1945 Soekarno, Mohammad Hatta dan Dokter Radjiman Wediodiningrat berangkat menuju Dalat (Vietnam) untuk memenuhi panggilan Marsekal Terauci.
Cahaya terang menyinari Pada 12 Agustus 1945 ketika Marsekal Terauci menyampaikan bahwa Pemerintah Jepang memutuskan untuk memberikan kemerdekaan kepada Indonesia.
Proklamasi dapat dilakukan segera setelah PPKI menyelesaikan persiapannya. Wilayah Indonesia nantinya meliputi seluruh bekas wilayah Hindia Belanda.
Petaka datang Pada 6 dan 9 Agustus 1945 pukul 8.15 waktu Jepang, negara Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki dari ketinggian hampir 10 ribu meter.
Amerika membuat jepang menangis setelah Bom atom Little Boy dengan panjang 3 meter, lebar 71 cm dan berat 4000 Kg dibawa oleh pesawat B-29 Enola Gay.
akibatnya ratusan ribu orang meninggal pada waktu itu, sisanya terluka seumur hidup, dan hanya sedikit yang sanggup untuk bertahan.
Akibat Pengeboman tersebut kondisi politik dan ekonomi Jepang lumpuh, karena itu pada 14 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu.
Pengumuman resmi disampaikan Pada 15 Agustus 1945, Kaisar Hirohito memberikan pidato di Radio NHK yang dikenal sebagai Siaran Suara Kaisar.
Dengan sedih Hirohito membacakan Perintah Kekaisaran tentang kapitulasi, sekaligus mengumumkan kepada rakyat bahwa Jepang sudah menyerah.
Momentum upacara kapitulasi akan dilaksanakan pada 2 September 1945 di atas kapal tempur Amerika Serikat USS Missouri.