Eksistensi kekuatan militer Amerika semakin lama bertambah pudar setelah terlibat berbagai konflik internasional.
Pertahanan militer yang lemah karena dibagi dalam beberapa titik konsentrasi semakin menambah daya serang lawannya.
Dua pesawat tak berawak (drone) menyerang sebuah pangkalan militer di Irak tempat pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) ditempatkan.
Serangan itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan regional yang dipicu oleh perang di Gaza, Palestina.
Yakni antara sekutu Washington, Israel, dan gerakan Islam Palestina, Hamas, yang didukung Iran.
“Serangan menggunakan dua drone menargetkan pangkalan Ain al-Assad di provinsi Anbar pada Selasa malam,” kata seorang pejabat polisi, kepada media, dikutip AFP, Rabu (17/7/2024).
“Satu drone ditembak jatuh di luar pangkalan oleh sistem pertahanan, dan drone kedua meledak di dalam pangkalan.
Namun serangan tersebut terjadi tanpa menyebabkan cedera atau kerusakan apa pun,” tambahnya.
Berbeda dengan sebelumnya, sampai saat ini belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab.
Namun kelompok-kelompok bersenjata yang didukung Iran di Irak sebagian besar telah menghentikan serangan terhadap pasukan dukungan AS beberapa bulan terakhir.
Meski begitu ancaman datang terutama saat kekhawatiran perang baru muncul antara Israel dan Hizbullah di Lebanon.
Kedua belah pihak juga semakin panas seiring serangan Israel yang tak kunjung selesai di Gaza.
Sementara itu, seorang pejabat senior keamanan di Bagdad mengkonfirmasi serangan hari Selasa itu.
Ia mengatakan dia yakin serangan itu dimaksudkan untuk “mempermalukan” pemerintah Irak.
Serta menekan koalisi internasional untuk meninggalkan Irak, sebuah tuntutan lama dari kelompok-kelompok yang didukung Iran.
Perlu diketahui, militer AS memiliki sekitar 2.500 tentara yang dikerahkan di Irak dan 900 di Suriah dengan koalisi internasional.