Pakistan Serang Wilayah Iran Dengan Alasan Memburu Kelompok Militan, 7 Orang Tewas

- Jurnalis

Jumat, 19 Januari 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pesawat Tempur Buatan Pakistan

Pesawat Tempur Buatan Pakistan

Pakistan tidak tinggal diam setelah negaranya di serang rudal oleh Iran.

Dua hari kemudian setelah serangan iran, Pakistan menyerang balik dengan serangan udara.

Angkatan Udara Pakistan menyerang pada hari Kamis pagi (18/1) waktu setempat.

Serangan udara ke bagian selatan Iran dilakukan untuk menarget kelompok militan.

Menurut laporan stasiun televisi Iran, serangan pakistan menewaskan sedikitnya tujuh orang.

Diantaranya tiga perempuan dan anak-anak yang berada disekitar ledakan.

Peristiwa ini memicu ketegangan lebih jauh di antara dua negara yang berselisih.

Sebelumnya Serangan udara di Sistan dan Baluchistan daerah yang berbatasan dengan Pakistan.

Baca Juga :  Sejarah Universitas Jember Didirikan Hanya Oleh Tiga Orang Tokoh Revolusioner

Dilakukan Iran pada Selasa lalu (16/1) dan menewaskan korban yaitu dua anak-anak.

Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian berbicara di Forum Ekonomi Dunia di Davos hari Kamis (18/1) mengatakan.

Bahwa warga negara Pakistan bukanlah target serangan rudal dan pesawat nirawak Iran.

karena mereka hanya menarget kelompok Jaish Al-Adl yang sering melakukan terror.

Dan telah dinyatakan Iran sebagai kelompok teroris, mereka bersembunyi di beberapa daerah di provinsi Baluchistan di Pakistan.

Kelompok Jaish Al-Adl diduga melancarkan operasi di dalam Iran selama beberapa hari.

Baca Juga :  Komisi Yudisial Bermitra Dengan Media Massa Untuk Mengawal Penegakan Integritas Hakim

Ada beberapa kekacauan yang dibuat yakni menyerang sebuah kantor polisi di Rask.

Saling serang antara Pakistan dan Iran menyebabkan hubungan diplomatik kedua negara seemakin rumit.

Hal ini disebabkan antara Iran – dan Pakistan sama sama memiliki senjata nuklir.

Perilaku saling curiga antara kedua negara seiring dengan berbagai serangan kelompok militan.

konflik Iran dan Pakistan berpotensi meningkatkan ancaman meluasnya kekerasan di Timur Tengah.

karena sampai saat ini perang Israel-Hamas di Jalur Gaza masih berlanjut dengan dukungan berbagai negara.

 

Berita Terkait

Donald Trump Menang Pemilu Amerika Serikat 2024 Karena Mendapat Dukungan Suara Dari Mayoritas Muslim, Berikut Alasannya
Rumah Sakit Indonesia Mendapat Serangan Dari Pasukan Israel, Pengungsi Ketakutan dan Teriak Histeris
Sangsi Terhadap Sudan Diperpanjang PBB Selama Satu Tahun ke Depan, Berupa Larangan Perjalanan, Pembekuan Aset, dan Embargo Senjata
Kebijakan Bumi Hangus Israel ke Palestina Mendapat Protes Keras Dari Pemerintahan Mesir, Perempuan dan Anak Anak Banyak Yang Menjadi Korban
Kamala Harris Unggul Empat Poin Atas Donald Trump Berdasarkan Jajak Pendapat Florida Atlantic University (FAU) dan Mainstreet Research USA
PBB Berkomitmen Untuk Melanjutkan Pekerjaan di Gaza Meskipun Memiliki Resiko Kehilangan Nyawa
Rusia Akan Diundang Ukraina Untuk Menghadiri Konferensi Penyelesaian Sengketa Perang
Petaka Menyerang Anak Anak di Negara Sudan Karena Perang dan Penyakit, UNICEF Meminta Bantuan Masyarakat Internasional

Berita Terkait

Kamis, 7 November 2024 - 15:51 WIB

Donald Trump Menang Pemilu Amerika Serikat 2024 Karena Mendapat Dukungan Suara Dari Mayoritas Muslim, Berikut Alasannya

Sabtu, 19 Oktober 2024 - 21:50 WIB

Rumah Sakit Indonesia Mendapat Serangan Dari Pasukan Israel, Pengungsi Ketakutan dan Teriak Histeris

Kamis, 12 September 2024 - 22:54 WIB

Sangsi Terhadap Sudan Diperpanjang PBB Selama Satu Tahun ke Depan, Berupa Larangan Perjalanan, Pembekuan Aset, dan Embargo Senjata

Senin, 2 September 2024 - 18:37 WIB

Kebijakan Bumi Hangus Israel ke Palestina Mendapat Protes Keras Dari Pemerintahan Mesir, Perempuan dan Anak Anak Banyak Yang Menjadi Korban

Jumat, 30 Agustus 2024 - 14:54 WIB

Kamala Harris Unggul Empat Poin Atas Donald Trump Berdasarkan Jajak Pendapat Florida Atlantic University (FAU) dan Mainstreet Research USA

Berita Terbaru