Buku Sejarah Bali Yang Ditulis Oleh Peneliti Belanda Sejak Tahun 1705

- Jurnalis

Minggu, 28 April 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Bali merupakan Povinsi di Indonesia dan juga merupakan nama pulau yang menjadi bagian dari wilayah provinsi tersebut.

Selain Pulau Bali, wilayah Provinsi Bali juga terdiri dari pulau-pulau yang lebih kecil di sekitarnya dan sangat eksotis.

Diantaranya Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Lembongan, Pulau Nusa Ceningan dan Pulau Serangan.

Secara geografis Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok sedangkan Ibukota provinsinya ialah Denpasar yang terletak di bagian selatan pulau ini.

Masyarakat Bali mayoritas memeluk agama Hindu. Di dunia, Bali dikenal sebagai tujuan pariwisata dengan keunikan berbagai hasil seni-budayanya.

Para wisatawan Jepang dan Australia banyak mengenal bali dengan sebutan Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura.

BALI PADA MASA PRASEJARAH

Zaman prasejarah merupakan awal sejarah masyarakat Bali, ditandai oleh kehidupan peradaban pada masa itu yang belum mengenal tulisan.

Pada zaman prasejarah manusia masih belum mengenal tulisan untuk menuliskan riwayat dan kisah kehidupannya.

Baca Juga :  Sejarah Perang Surabaya Yang Terjadi Setelah Tewasnya Brigadir Jenderal Mallaby

Namun banyak bukti mengenai kehidupan masyarakat pada masa itu yang dapat menggambarkan kondisi keadaan Zaman prasejarah berlangsung dalam kurun waktu yang sangat panjang.

Bukti yang telah ditemukan hingga sekarang bisa dijadikan dasar untuk menjelaskan kehidupan masa lampau.

Data Penelitian dari para ahli khususnya bangsa Belanda dan putra-putra Indonesia membuat tiap perkembangan masa prasejarah di Bali semakin terang.

Penelitian di Bali pertama kali dilakukan oleh seorang naturalis bernama Georg Eberhard Rumpf, pada tahun 1705 dan dimuat dalam bukunya Amboinsche Reteitkamer.

Sebagai pelopor dalam penelitian kepurbakalaan di Bali adalah W.O.J. Nieuwenkamp, dia mengunjungi Bali pada tahun 1906 dan menetap sebagai seorang pelukis.

Dia melakukan perjalanan menjelajahi pulau Bali dan memberikan beberapa catatan antara lain tentang nekara Pejeng, Trunyan, dan Pura Bukit Penulisan.

Khusu Perhatian nekara Pejeng dilanjutkan oleh K.C Crucq tahun 1932, dia berhasil menemukan tiga bagian cetakan nekara Pejeng di Pura Desa Manuaba, Tegallalang.

Baca Juga :  Jamu Harus Dilestrikan Keberadaannya Karena MErupakan Ciri Khas Indonesia, Berikut Peryataan Ketua DPR RI

Kemudian Penelitian prasejarah di Bali dilanjutkan oleh Dr. H.A.R. van Heekeren dengan hasil karya tulisan berjudul Sarcopagus on Bali tahun 1954.

Tahun 1963 ahli prasejarah putra Indonesia Drs. R.P. Soejono melakukan penelitian secara berkala yang dilaksanakan secara berkelanjutan yaitu tahun 1973, 1974, 1984, 1985.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap benda-benda temuan yang ditemukan dari tepi pantai Teluk Gilimanuk.

Hipotesa awal diduga bahwa lokasi Situs Gilimanuk adalah sebuah perkampungan nelayan dari zaman perundagian di Bali.

Berdasarkan bukti-bukti yang telah ditemukan, kehidupan masyarakat ataupun penduduk Bali pada zaman prasejarah Bali dibagi dalam 4 maya yakni :

* Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana

* Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut

* Masa bercocok tanam

* Masa perundagian

Berita Terkait

Puncak Festival Harmoni Budaya Nusantara IKN Semakin Meriah Dengan Penampilan Reog Ponorogo
Majelis Adat Budaya Melayu Kalimantan Barat Melibatkan Negara Luar Negeri Dalam Sebuah Festifal
Pemilihan Putra-Putri Batik Nusantara Didukung Oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Artis Ibu Kota, Puteri Indonesia Memakai Kostum Spektakuler Pada Puncak JFC ke 22
Kongres Wanita Indonesia Bahagia Bisa Merayakan Hari Kebaya Nasional, Melaksanakan Keputusan Presiden Jokowi
Kebaya Warisan Kebudayaan Bangsa Yang Harus Dipertahankan Eksistensinya, Berikut Pernyataan Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto
Peringatan Hari Kebaya Nasional 2024 Mirip Dengan Acara Yang Dilakukan Presiden Soekarno
Jamu Harus Dilestrikan Keberadaannya Karena MErupakan Ciri Khas Indonesia, Berikut Peryataan Ketua DPR RI

Berita Terkait

Sabtu, 7 September 2024 - 23:14 WIB

Puncak Festival Harmoni Budaya Nusantara IKN Semakin Meriah Dengan Penampilan Reog Ponorogo

Rabu, 21 Agustus 2024 - 22:15 WIB

Majelis Adat Budaya Melayu Kalimantan Barat Melibatkan Negara Luar Negeri Dalam Sebuah Festifal

Rabu, 21 Agustus 2024 - 22:12 WIB

Pemilihan Putra-Putri Batik Nusantara Didukung Oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Senin, 5 Agustus 2024 - 12:43 WIB

Artis Ibu Kota, Puteri Indonesia Memakai Kostum Spektakuler Pada Puncak JFC ke 22

Rabu, 24 Juli 2024 - 12:54 WIB

Kongres Wanita Indonesia Bahagia Bisa Merayakan Hari Kebaya Nasional, Melaksanakan Keputusan Presiden Jokowi

Berita Terbaru