Indonesia menjadi Negara karena perjuangan dan pengorbanan para pahlawan.
Pejuang kemerdekaan berani dan tidak takut kehilangan nyawa demi Indonesia merdeka.
Bangsa yang besar adalah Bangsa yang menghargai jasa para pahlawan.
Sebagai generasi penerus Bangsa wajib memperingati hari pahlawan.
Cara mengapresiasi pengorbanan pahlawan Indonesia adalah dengan mengingat nama pahlawan nasional.
Serta mewarisi niai nilai semangat nasionalisme dan menjaga keutuhan Bangsa Indonesia.
Jasa pahlawan Indonesia tidak pernah bisa digantikan oleh apapun termasuk materi.
karena keberanian pahlawan Negara kita berhasil menyatakan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Perjuangan dan kegigihan mereka melahirkan Negara Indonesia yang saat ini kita cintai.
Berikut daftar nama pahlawan nasional dan asalnya yang dilansir dari Ensiklopedia Pahlawan Nasional Kemendikbud (1995).
1. Tuanku Imam Bonjol (Sumatra Barat)
Tuanku Imam Bonjol atau Peto Syarif adalah salah satu pahlawan nasional Indonesia yang lahir pada 1772, di Kampung Tanjung Bunga, Sumatra Barat.
Di Kampung halamannya, ia terkenal sebagai seorang ulama, tokoh dan pemimpin masyarakat.
Tahun 1803 sampai 1838, beliau melawan Belanda bersama kaum Padri (kaum agama).
Penyerangan ini mengakibatkan ia ditangkap dan diasingkan ke Cianjur, Ambon, dan Manado.
Tuanku Imam Bonjol wafat pada 6 November 1864, tepat saat memasuki usia 92 tahun.
2. Sultan Iskandar Muda (Aceh)
Sultan Iskandar Muda lahir pada 21 Januari 1591 di Banda Aceh.
Ia menduduki tahta Kerajaan Aceh pada usia yang sangat muda dan sempat mengalami puncak kebesaran pemerintahannya di Aceh.
Pada tahun 1615-1629, Sultan Iskandar Muda melakukan serangan besar-besaran terhadap bangsa Portugis di Malaka.
Serangan ini sempat gagal dan Sultan Iskandar Muda ditemukan meninggal secara tiba-tiba pada 1636.
3. Pangeran Diponegoro (Yogyakarta)
Pangeran Diponegoro juga dikenal masyarakat dengan nama Raden Mas Ontowiryo.
Lahir di Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 11 November 1785.
Beliau merupakan anak sulung dari Sultan Hamengkubuwono III, terkenal sejak Perang Diponegoro pada 1825 sampai 1830.
Perang Diponegoro menelan banyak korban saat melawan para penjajah.
Tercatat sebagai perang dengan korban terbanyak sepanjang sejarah perang Indonesia.
Pada tahun 1830, Diponegoro ditangkap lalu dibuang di Manado.
Hingga pada akhirnya meninggal di Ujung Pandang pada tanggal 8 Januari 1855.
4. Sultan Hasanuddin (Sulawesi Selatan)
Memiliki julukan “Ayam Jantan dari Timur”. Beliau lahir di Makassar, 12 Januari 1631.
Sultan Hasanuddin adalah Pahlawan Nasional asal Sulawesi Selatan, dan merupakan putra kedua dari Sultan Malikussaid.
Sultan Hasanuddin mempersatukan beberapa kerajaan kecil di wilayah Indonesia Timur.
Sehingga membuat perlawanannya dengan Belanda semakin memanas.
peristiwa ini akhirnya membuat Belanda meminta bantuan ke Batavia.
Untuk menaklukkan Somba Opu, yaitu benteng terkuat di Gowa pada 12 Juni 1669.
Pada 12 Juni 1670 Sultan Hasanuddin pun wafat dan saat ini menjadi pahlawan nasional.
5. Pattimura (Maluku)
Kapten Pattimura atau yang biasa dikenal Thomas Matulessy lahir di Ambon pada tahun 1763.
Pattimura melawan Belanda yang menguasai Maluku, menindas, memaksa kerja rodi, dan menguras kekayaan Maluku.
Tahun 1817 ia berhasil menyatukan Kerajaan Tidore dan ternate untuk melawan penjajah.
Meskipun Belanda sempat menawarkan kerja sama, tetapi Pattimura menolaknya.
Sikap nasionalisme tersebut menyebabkan ia diberi hukuman mati pada 16 Desember 1817.