Ibadah haji dilakukan umat islam di dunia secara serentak dan sudah ditetapkan jadwalnya.
Setiap negara yang mau mengirimkan jamaahnya harus menyesuaikan dengan kuota yang disediakan Arab Saudi.
Karena jumlah jemaah yang berangkat dari setiap negara akan diakumulasi sesuai dengan plot yang tersedia.
Tidak terkecuali warga Gaza yang saat ini mengalami musibah serangan senjata dari Israel.
Juru Bicara Kementerian Wakaf Gaza Irkami Al-Mudallal mengatakan, tahun 2024 menjadi tahun yang buruk bagi warga Palestina.
Karena selain mereka digempur dengan serangan bertubi tubi, tahun ini warga Gaza harus gagal berangkat haji.
Dia menjelaskan penyebab gagalnya warga Gaza berangkat haji karena agresi Israel telah masuk ke Rafah.
Secara geografis posisi wilayah Rafah menghubungkan Jalur Gaza dengan Mesir.
Ikrami mengatakan, ada 2.500 calon jemaah haji asal Gaza tidak bisa berangkat haji.
Pihak kementerian kesulitan mengurus keberangkatan calon jemaah haji, akibat agresi Israel.
Dia meyakini, Israel akan tetap menghalangi upaya pemerintah untuk menandatangani kontrak transportasi di Mesir dan Arab Saudi.
Namun, Irkami tetap terus berkomunikasi dengan otoritas Arab Saudi dan Mesir, untuk memberangkatkan para calon jemaah.
Pihaknya tidak ingin patah arang. “Kami terus mencari solusi agar mereka tetap berangkat,” katanya seperti dikutip dari Anadolu, Sabtu (14/6/2024).
Ia pun berjanji, jemaah haji Gaza yang tidak bisa berangkat tahun ini, akan diberangkatkan tahun depan.
“Banyak yang sudah menunggu lama, dan 70 persen dari mereka adalah lansia,” ujar Irkami.
Kerajaan Arab Saudi mengundang secara khusus 1.000 jemaah haji tambahan berasal dari Gaza, Juni tahun lalu.
Jemaah yang terpilih ini adalah mereka yang sudah berada di luar Gaza sejak dahulu.
Situasi yang tidak kondusif membuat Kementerian Wakaf Gaza sampai harus menyelenggarakan undian untuk memilih jemaah haji yang berangkat.