Kisah Revolusi Che Guevara Berawal Dari Kuliah Kedokteran Hingga Menjadi Tokoh Pembebasan

- Jurnalis

Senin, 8 April 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tokoh revolusioner tercipta dengan berbagai rintangan dan hambatan yang jarang dirasakan oleh orang lainnya.

Karena setiap perjalanan nafasnya digunakan untuk melawan ketidakadilan atau kekuasaan yang menindas.

Semua yang dianggap merugikan dan mengeksploitasi manusia akan dilawan dengan penuh tekat perjuangan.

Salah satu tokoh yang dikenal dunia sebagai simbol perlawanan terhadap penindasan adalah Che Guevara.

Che Guevara terkenal menjadi komandan gerilyawan Marxis dan menentang kapitalisme.

Dia juga menjadi sosok yang terpampang di kaos-kaos dan di banyak tembok di seluruh dunia.

Peristiwa itu terjadi bahkan sebelum ia dikenal oleh masyarakat internasional sebagai “Che,”.

Tercatat kisah tentang seorang teman, sepeda motor dan perjalanan spiritualnya yang mengubah arah perjalanan hidup Che.

Pada bulan Desember 1951, ada seorang mahasiswa kedokteran Argentina yang berusia 23 tahun yang bernama Ernesto Rafael Guevara de la Serna.

Dia sering menunggangi sepeda motor Norton milik temannya yakni Alberto Granado yang berusia 29 tahun.

Pada waktu itu dia melaju untuk sengaja keluar dari Cordoba, Argentina dan melanjutkan perjalanannya.

Perbedaan usia mereka enam tahun, Guevara dan Granado merupakan seorang ahli biokimia yang pintar.

Banyak referensi menyebut bahwa mereka telah menjalin pertemanan selama hampir satu dekade.

Keduanya sering berbagi wawasan intelektual dan hasrat yang tinggi untuk berpetualang saat mereka memulai perjalanan ke Amerika Selatan.

Setelah keluar dari Cordoba mengunjungi Buenos Aries, Argentina dan kota tepi laut Miramar.

Akhirnya mereka sepakat menyeberangi pampas yang gersang dan naik ke Andes.

Meskipun secara fisik kelihatan gagah namun Che Terganggu oleh asma kronisnya yang dideritanya.

Baca Juga :  Rusia Menyerang New York Pada Malam Hari Dan Meruntuhkan Banyak Bangunan Lantai Tiga

Guevara memiliki permulaan yang kurang mengenakkan untuk perjalanan itu.

Karena dia terkena flu dan keadaan hati yang hancur setelah harus berpisah dengan pacarnya.

Sepeda motor milik Granado diberi nama dan dijuluki La Poderosa II, yang berarti “yang perkasa”,.

Dalam perjalanannya motor itu mengalami kerusakan mesin dan tidak bisa melaju sebelum akhirnya mogok untuk selamanya di Chile.
Mogoknya motor kesayangan tidak membuat perjalanan mereka berhenti begitu saja ditengah jalan.

Tetapi mereka bergerak ke utara melalui padang pasir hingga hutan hujan, berjalan, menunggang kuda, dan bahkan menumpang di atas kapal.

Terkadang mereka harus tidur di garasi, lumbung hingga kantor polisi ketika malam sudah tiba.

Setelah di Sungai Amazon dengan berlayar, Granado dan Guevara menghabiskan dua minggu di sebuah koloni penderita penyakit kusta di Peru.

Meskipun dengan perawatan seadanya namun pasien yang diterima mencapai 600 orang.

Melihat kondisi tersebut timbul keinginan Granado untuk melanjutkan pekerjaannya membantu mereka yang menderita penyakit kusta.

Mereka kemudian melanjutkan perjalanan dengan berlayar menyusuri Amazon menggunakan rakit kayu.

Keadaan yang semakin genting membuat mereka menyerah pada arus yang deras serta serangan nyamuk hingga harus mengungsi di Leticia, Kolombia.

Meskipun hanya sembilan hari di pengungsian, mereka sempat melatih klub sepak bola lokal.

Setelah melakukan perjalanan ke Bogota, mereka naik bus dan truk menuju ke Caracas, Venezuela.

Justru di Negara itu sahabat sejati tersebut akhirnya harus berpisah.

Karena Granado memutuskan untuk mulai bekerja di klinik kusta lokal.

Baca Juga :  Forum Alumni GMNI (FA GMNI) Pasang Badan Untuk Memenangkan Calon Gubernur Jawa Barat Nomor Urut 3 Ahmad Syaikhu – Ilham Habibie

Sedangkan Guevara terbang ke Miami dan menghabiskan tiga minggu di Amerika Serikat.

Akhirnya dia kembali ke Argentina setelah delapan bulan perjalanan perjalanan yang mengesankan.

Tercatat jarak Perjalanan sejauh 8.000 mil dari Andes ke Amazon berdampak pada mahasiswa kedokteran tersebut.

Karena sepanjang perjalanannya dia menyaksikan ketidakadilan sosial, ketimpangan ekonomi, eksploitasi kapitalis hingga represi politik.

Perjalanan politik Che dinilai memperoleh banyak hasil dalam berbagai faktor kehidupan manusia.

Pertama pada tahun 1951-52 dan kemudian, lebih lagi, perjalanan kedua yang membawanya ke Guatemala dan dilanjutkan ke Meksiko.

Selama perjalanannya Che telah banyak bertemu dengan sejumlah tokoh politik sayap kiri dan juga tokoh politik non-kiri.

Namun dia lebih terkesan oleh pertemuan dengan tokoh politik yang berasal dari sayap kiri.

Dia menganggap Amerika Serikat sebagai faktor utama dalam berbagai masalah yang dihadapi Amerika Latin.

Pemikiran tersebut membuatnya mengkorelasikan dengan pandangan Marxis sayap kiri.

Setelah lulus kuliah kemudian Guevara berjumpa dengan Fidel Castro di Meksiko pada tahun 1954.

Kesadaran politik yang muncul memutuskan untuk bergabung dengan Revolusi Kuba.

Namun disatu sisi Che tidak pernah melupakan persahabatannya dengan Granado.

Granado akhirnya pindah ke Kuba pada tahun 1961 dan ikut mendirikan sekolah kedokteran disana Atas undangan pemimpin gerilya.

Perjalanan Che kemudian tertulis dalam Jurnal panjang Guevara tentang perjalanan lintas benua keduanya diterbitkan pada awal 1990-an dan menjadi inspirasi dari film tahun 2004 yang berjudul “The Motorcycle Diaries”.

Berita Terkait

Forum Alumni GMNI Mengajak Masyarakat, Simpatisan dan Kader Nasionalis Marhaenis Untuk Memenangkan Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie Pada Pilkada Jawa Barat 2024
Forum Alumni GMNI (FA GMNI) Pasang Badan Untuk Memenangkan Calon Gubernur Jawa Barat Nomor Urut 3 Ahmad Syaikhu – Ilham Habibie
Pergantian Kepemimpinan Pemerintahan Nasional Menjadi Peluang Untuk Memperbaiki Demokrasi
Megawati Ajak Rusia Untuk Berjalan Berdampingan Serta Kerjasama Bilateral
Anies Baswedan Tidak Mendapat Rekomendasi PDI Perjuangan Untuk Bertarung Dalam Pilkada DKI Jakarta
Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen Mengutuk Serangan Israel Yang Menewaskan Ismail Haniyeh
Polisi Papua Menyampaikan Pesan Kepada Kapolri Saat Menjadi Pemenang Hoegeng Awards 2024
Organisasi Marhaenis Yang Berdiri Sejak Zaman Bung Karno, Beberapa Diantaranya Eksis Hingga Saat Ini

Berita Terkait

Minggu, 17 November 2024 - 15:02 WIB

Forum Alumni GMNI Mengajak Masyarakat, Simpatisan dan Kader Nasionalis Marhaenis Untuk Memenangkan Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie Pada Pilkada Jawa Barat 2024

Kamis, 14 November 2024 - 10:09 WIB

Forum Alumni GMNI (FA GMNI) Pasang Badan Untuk Memenangkan Calon Gubernur Jawa Barat Nomor Urut 3 Ahmad Syaikhu – Ilham Habibie

Jumat, 11 Oktober 2024 - 12:45 WIB

Pergantian Kepemimpinan Pemerintahan Nasional Menjadi Peluang Untuk Memperbaiki Demokrasi

Senin, 16 September 2024 - 23:44 WIB

Megawati Ajak Rusia Untuk Berjalan Berdampingan Serta Kerjasama Bilateral

Kamis, 29 Agustus 2024 - 17:40 WIB

Anies Baswedan Tidak Mendapat Rekomendasi PDI Perjuangan Untuk Bertarung Dalam Pilkada DKI Jakarta

Berita Terbaru