Keamanan dunia semakin tidak sehat seiring dengan serangan brutal yang dilakukan oleh Israel.
Tidak hanya Palestina yang menjadi sasaran serangan, tetapi pihak Iran juga menjadi korban ganasnya peluru.
Sehingga Iran bersumpah akan membalas dendam setelah serangan Israel menghancurkan konsulat Iran di Damaskus, Suriah.
Peristiwa tersebut menyebabkan meninggalnya sedikitnya 11 orang termasuk seorang komandan senior pasukan al-Quds dari Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC).
Para pemimpin Iran di Teheran pada Senin (1/4/2024) malam melakukan pertemuan sebagai yang belum pernah terjadi sebelumnya sera memberikan tanggapan yang keras.
Dalam kesempatan itu Iran mengatakan beberapa diplomat lama tewas bersama Brigjen Mohammad Reza Zahedi dan wakil Zahedi, Jenderal Haji Rahimi.
Tercatat bahwa Brigjen Hossein Amirollah, kepala staf umum pasukan al-Quds di Suriah dan Lebanon menjadi salah satu korban.
Disatu sisi Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris mengatakan 11 orang tewas dalam serangan itu.
Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian menyatakan menganggap agresi tersebut melanggar semua norma diplomatik dan perjanjian internasional.
“Benjamin Netanyahu kehilangan keseimbangan mental akibat kegagalan berturut-turut di Gaza dan kegagalannya mencapai tujuan Zionisnya,” katanya, dilansir The Guardian.
Pihak Duta Besar Iran untuk Suriah, Hossein Akbari, mengatakan tanggapan Iran terhadap serangan tersebut akan “sama besarnya dan kerasnya.”
Dia mengatakan konsulat di ibu kota Suriah telah terkena enam rudal yang diluncurkan oleh jet F-35. Mayat masih diidentifikasi di reruntuhan.
Akbari, yang pernah bekerja di kedutaan terdekat, bersumpah Iran akan terus mendukung warga Palestina di Gaza, dan tidak takut terhadap pemerintah Israel.
Namun serangan tersebut merupakan sebuah ujian bagi Iran, yang akan merasa perlu untuk memberikan tanggapan.