Geopolitik Internasional Pecah, Amerika Serikat Memberikan Sanksi Kepada Israel Karena Dianggap Melanggar HAM

- Jurnalis

Selasa, 23 April 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kondisi geopolitik selalu cepat berubah tergantung pengaruh atau intervensi dari pihak lain dalam kondisi tersebut.

Misalnya dengan bantuan Internasional dalam melakukan tekanan terhadap konflik yang terjadi di salah satu Negara.

Kali ini kabar mengejutkan datang dari Amerika yang justru memberikan sangsi kepada Israel karena serangan yang brutal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Namun Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengucapkan bahwa pihaknya akan melawan upaya Amerika Serikat (AS).

Yang akan memberikan sanksi terhadap unit militer negaranya, batalion Netzah Yehuda Israel karena dia merasa tindakannya benar.

“Seandainya ada pihak yang berpikir mereka bisa memberikan sanksi pada unit Pasukan Pertahanan Israel (IDF) – saya akan melawannya dengan seluruh kekuatan saya,” ujar Netanyahu, seperti dikutip The Guardian pada Senin (22/4/2024).

“Saya sudah berusaha selama beberapa minggu terakhir untuk menentang sanksi terhadap warga Israel.

Begitu juga dalam pembicaraan saya dengan pemerintah Amerika,” tulis Netanyahu di media sosial X beberapa waktu lalu.

Baca Juga :  Indonesia Mendesak Israel Agar Patuh Terhadap Hukum Internasional Seiring Dengan Laporan Afrika Selatan

“Pasukan kita sedang melawan monster teroris, oleh sebab itu niat memberikan sanksi kepada unit di IDF merupakan hal absurd dan rendahnya moral,” tambahnya.

Sedangkan Outlet AS Axios melakukan laporan pada hari Sabtu (19/4/2024) bahwa pejabat Departemen Luar Negeri AS telah mengkonfirmasi.

Bahwa pihaknya melakukan persiapan untuk menjatuhkan sanksi terhadap pasukan batalion Netzah Yehuda dari IDF.

AS menuduh pasukan Zionis ini telah dan sedang melakukan pelanggaran hak asasi manusia terhadap rakyat Palestina.

Surat kabar Israel Haaretz memberitakan pada Minggu bahwa pihak AS juga sedang mempertimbangkan tindakan serupa kepada unit polisi dan militer lainnya.

Ini merupakan langkah yang sangat signifikan dan yang pertama kalinya pemerintah AS menargetkan sanksi pada unit IDF.

Ada sebuah kontradiksi ketika Kongres AS menyetujui bantuan darurat baru sebesar US$26 miliar ke negara Israel.

Baca Juga :  Prestasi China di Luar Angkasa Makin Gemilang sejak 2019 Membuat NASA Khawatir

Disaat pemberitaan berjalan kencang, IDF justru mengatakan tidak mengetahui terkait adanya sanksi yang berlaku terhadap unit mana pun.

“Seandainya keputusan dibuat mengenai problematika ini, maka keputusan tersebut akan ditinjau kembali,” ujarnya.

Sanksi yang akan diberikan tersebut akan diberlakukan berdasarkan hukum undang-undang Leahy tahun 1997.

Bahwa akan melarang pemberian bantuan militer AS ke unit tersebut dan melarang tentara dan perwira berpartisipasi dalam konflik.

Baik dalam segi pelatihan dengan militer AS ataupun dalam program yang menerima dana dari AS.

Berdasarkan informasi pejabat kesehatan di Gaza, serangan Israel di kota Rafah di Gaza selatan pada Sabtu malam.

Terjadi secara beruntun dan menewaskan sebanyak 22 orang, termasuk diantaranya 18 anak-anak.

Korban berjatuhan paling banyak setelah terjadinya serangan udara kedua dari dua serangan udara yang dilakukan.

Serangan itu menewaskan 17 anak-anak dan dua perempuan dari keluarga yang sama.

Berita Terkait

Donald Trump Menang Pemilu Amerika Serikat 2024 Karena Mendapat Dukungan Suara Dari Mayoritas Muslim, Berikut Alasannya
Rumah Sakit Indonesia Mendapat Serangan Dari Pasukan Israel, Pengungsi Ketakutan dan Teriak Histeris
Sangsi Terhadap Sudan Diperpanjang PBB Selama Satu Tahun ke Depan, Berupa Larangan Perjalanan, Pembekuan Aset, dan Embargo Senjata
Kebijakan Bumi Hangus Israel ke Palestina Mendapat Protes Keras Dari Pemerintahan Mesir, Perempuan dan Anak Anak Banyak Yang Menjadi Korban
Kamala Harris Unggul Empat Poin Atas Donald Trump Berdasarkan Jajak Pendapat Florida Atlantic University (FAU) dan Mainstreet Research USA
PBB Berkomitmen Untuk Melanjutkan Pekerjaan di Gaza Meskipun Memiliki Resiko Kehilangan Nyawa
Rusia Akan Diundang Ukraina Untuk Menghadiri Konferensi Penyelesaian Sengketa Perang
Petaka Menyerang Anak Anak di Negara Sudan Karena Perang dan Penyakit, UNICEF Meminta Bantuan Masyarakat Internasional

Berita Terkait

Kamis, 7 November 2024 - 15:51 WIB

Donald Trump Menang Pemilu Amerika Serikat 2024 Karena Mendapat Dukungan Suara Dari Mayoritas Muslim, Berikut Alasannya

Sabtu, 19 Oktober 2024 - 21:50 WIB

Rumah Sakit Indonesia Mendapat Serangan Dari Pasukan Israel, Pengungsi Ketakutan dan Teriak Histeris

Kamis, 12 September 2024 - 22:54 WIB

Sangsi Terhadap Sudan Diperpanjang PBB Selama Satu Tahun ke Depan, Berupa Larangan Perjalanan, Pembekuan Aset, dan Embargo Senjata

Senin, 2 September 2024 - 18:37 WIB

Kebijakan Bumi Hangus Israel ke Palestina Mendapat Protes Keras Dari Pemerintahan Mesir, Perempuan dan Anak Anak Banyak Yang Menjadi Korban

Jumat, 30 Agustus 2024 - 14:54 WIB

Kamala Harris Unggul Empat Poin Atas Donald Trump Berdasarkan Jajak Pendapat Florida Atlantic University (FAU) dan Mainstreet Research USA

Berita Terbaru