Korea utara semakin menambah keharmonisan hubungan diplomatis dengan Kuba.
Menurut media pemerintah Korea Utara pada hari Kamis. Duta Besar Kuba untuk Korea Utara sudah mulai menjalankan tugasnya.
Hal ini lumrah dilakukan negara-negara yang memiliki hubungan persahabatan dengan Korea Utara terkait aktivitas diplomatik di Negeri ini.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un diberikan surat kepercayaan Duta Besar Kuba Eduardo Luis Garcia Correa dari Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel.
Hal ini disiarkan oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) beberrapa hari lalu.
Surat kepercayaan diterima oleh Choe Ryong-hae, ketua Komite Tetap Majelis Rakyat Tertinggi.
Tepatnya pada hari Rabu atas izin dari pemimpin Korea Utara, ujarnya.
Korea Utara dan Kuba telah lama menjalin hubungan dekat sejak tahun 1960.
Sebelumnya Korea Utara menutup sembilan misi diplomatiknya sejak paruh kedua tahun lalu.
Salah satu faktornya yaitu kesulitan ekonomi, menurut kementerian luar negeri Seoul.
sehingga jumlah total misi diplomatik Korea Utara mencapai 44 pada hari Selasa.
Nikaragua yang menentang Amerika Serikat memiliki rencana untuk membuka kedutaan besar di Korea Utara.
Sebagai negara yang dikucilkan AS, Korea Utara dan Kuba saling mendukung satu sama lain.
Kedutaan Kuba di Washington dibom pada September tahun lalu dan Korea Utara menyalahkan AS.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara menyatakan secara rilis media.
Bahwa “kekuatan anti-Kuba” yang berupaya menggulingkan “sistem sosial Kuba yang sosialis” berada di balik serangan 24 September.
Yaitu ketika seseorang diduga melemparkan dua bom molotov ke arah gedung tersebut.
Meskipun kebenaran kasus penembakan kedutaan Kuba di AS tiga tahun lalu belum diselidiki.
Namun kembali terjadi kasus pelemparan bom botol bensin yang mengancam nyawa diplomat,” kata juru bicara Korea Utara.
“Ini membuktikan bahwa semua tragedi jelas dilakukan atas kerjasama diam-diam dari pemerintah AS.”.
Korut juga mengecam AS karena memasukkan Kuba ke dalam daftar sponsor terorisme yang melanggar hukum internasional.
Bahkan mereka menyimpulkan bahwa “hal ini tidak dapat dibenarkan dalam hal apa pun.”.
Sebelumnya Departemen Luar Negeri AS menetapkan Kuba sebagai negara sponsor terorisme sejak tahun 2021, serta Korea Utara sejak tahun 2017.
Negara yang menentang AS seperti Suriah dan Iran juga masuk dalam daftar hitam.