Darurat Myanmar, China Minta Warganya Mengungsi Sementara

- Jurnalis

Jumat, 29 Desember 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Potret etnis China di Myanmar

Potret etnis China di Myanmar

Myanmar berada diujung ketidakpastian politik dalam negeri seiring terjadinya konflik.

Kamis (28/12) Kedutaan Besar China di Myanmar meminta warganya meninggalkan distrik utara di perbatasan kedua negara.

Karena besarnya risiko keamanan sementara kelompok etnis minoritas bersenjata melawan junta.

Bentrokan berkecamuk mulai Oktober di seluruh negara bagian Shan, Myanmar utara.

Tentara Arakan (AA), Tentara Aliansi Demokratik Nasional Myanmar (MNDAA) dan Tentara Pembebasan Nasional Ta’ang (TNLA) melakukan serangan kepada militer.

Kelompok tersebut merebut beberapa kota dan pusat perbatasan yang penting untuk perdagangan dengan China.

Merupakan tantangan militer terbesar bagi junta sejak mereka merebut kekuasaan pada 2021.

MNDAA berniat merebut Laukkai, kota yang terletak di sebuah distrik yang berbatasan dengan China.

Baca Juga :  China Bereaksi Keras Terhadap Terpilihnya Lai Ching-te Sebagai Presiden Taiwan, Akankah Terjadi Perang?

Kota tersebut dikuasai milisi yang berpihak pada militer sejak beberapa tahun.

Bahkan Laukkai terkenal dengan perjudian, prostitusi, dan penipuan online.

“Kedutaan Besar China di Myanmar memerintahkan warga China di distrik Laukkai.

Agar mencari tempat pengungsian secepatnya,” kata kedutaan melalui akun WeChat.

Media yang berafiliasi dengan MNDAA mengatakan pekan ini junta Myanmar telah melakukan serangan udara.

Di wilayah Kokang dan menembaki beberapa bagian kota tersebut.

Beijing mengatakan pihaknya telah memediasi pembicaraan antara militer dan ketiga kelompok etnis bersenjata.

Dalam mediasi tersebut telah mencapai kesepakatan untuk “gencatan senjata sementara”.

Baca Juga :  Respon Rusia dan Arab Saudi Setelah Yaman Diserang Oleh Amerika-Inggris

Tetapi bentrokan masih terus berlanjut di beberapa bagian negara bagian Shan.

Bahkan TNLA mengklaim telah merebut dua kota lagi dalam beberapa hari ini.

Analis berpendapat, Beijing menjaga hubungan dengan kelompok etnis bersenjata di Myanmar utara.

Notabene sebagian di antaranya memiliki ikatan etnis dan budaya yang erat dengan China.

Mereka menggunakan mata uang serta jaringan telepon China di wilayah yang mereka kuasai.

Beijing juga dinilai sebagai pemasok senjata utama dan sekutu junta oleh banyak pihak.

Para pengunjuk rasa berkumpul dalam demonstrasi yang jarang terjadi di Yangon bulan lalu.

Mereka menuduh China mendukung aliansi etnis minoritas sehingga memperkeruh situasi

 

Sumber Berita : VOA

Berita Terkait

Donald Trump Menang Pemilu Amerika Serikat 2024 Karena Mendapat Dukungan Suara Dari Mayoritas Muslim, Berikut Alasannya
Rumah Sakit Indonesia Mendapat Serangan Dari Pasukan Israel, Pengungsi Ketakutan dan Teriak Histeris
Sangsi Terhadap Sudan Diperpanjang PBB Selama Satu Tahun ke Depan, Berupa Larangan Perjalanan, Pembekuan Aset, dan Embargo Senjata
Kebijakan Bumi Hangus Israel ke Palestina Mendapat Protes Keras Dari Pemerintahan Mesir, Perempuan dan Anak Anak Banyak Yang Menjadi Korban
Kamala Harris Unggul Empat Poin Atas Donald Trump Berdasarkan Jajak Pendapat Florida Atlantic University (FAU) dan Mainstreet Research USA
PBB Berkomitmen Untuk Melanjutkan Pekerjaan di Gaza Meskipun Memiliki Resiko Kehilangan Nyawa
Rusia Akan Diundang Ukraina Untuk Menghadiri Konferensi Penyelesaian Sengketa Perang
Petaka Menyerang Anak Anak di Negara Sudan Karena Perang dan Penyakit, UNICEF Meminta Bantuan Masyarakat Internasional

Berita Terkait

Kamis, 7 November 2024 - 15:51 WIB

Donald Trump Menang Pemilu Amerika Serikat 2024 Karena Mendapat Dukungan Suara Dari Mayoritas Muslim, Berikut Alasannya

Sabtu, 19 Oktober 2024 - 21:50 WIB

Rumah Sakit Indonesia Mendapat Serangan Dari Pasukan Israel, Pengungsi Ketakutan dan Teriak Histeris

Kamis, 12 September 2024 - 22:54 WIB

Sangsi Terhadap Sudan Diperpanjang PBB Selama Satu Tahun ke Depan, Berupa Larangan Perjalanan, Pembekuan Aset, dan Embargo Senjata

Senin, 2 September 2024 - 18:37 WIB

Kebijakan Bumi Hangus Israel ke Palestina Mendapat Protes Keras Dari Pemerintahan Mesir, Perempuan dan Anak Anak Banyak Yang Menjadi Korban

Jumat, 30 Agustus 2024 - 14:54 WIB

Kamala Harris Unggul Empat Poin Atas Donald Trump Berdasarkan Jajak Pendapat Florida Atlantic University (FAU) dan Mainstreet Research USA

Berita Terbaru