Konflik terbaru di Timur Tengah antara Iran dan Pakistan tidak bisa dibendung.
Hal itu disebabkan oleh serangan bom Iran ke wilayah Pakistan pada hari Selasa.
Sehingga mengundang perhatian beberapa negara yang prihatin atas peristiwa tersebut.
Rabu (17/1), China mendesak Pakistan dan Iran untuk bersikap saling “menahan diri”.
Pasca Islamabad mengatakan Iran melakukan serangan udara di wilayahnya dan menewaskan dua anak.
“Kami menyerukan kedua belah pihak yakni Iran dan Pakistan untuk menahan diri.
Untuk menghindari tindakan yang menyebabkan mengarah pada peningkatan perang.
Serta saling bekerja sama untuk menjaga perdamaian dan stabilitas,”.
Hal tersebut diucapkan juru bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning.
“Kami menilai Iran dan Pakistan adalah tetangga dekat dan negara Islam yang besar,” ujarnya.
Iran dan Pakistan juga mitra dekat Beijing dan anggota Organisasi Kerja Sama Shanghai.
Pakistan mengutuk serangan di dekat perbatasan kedua negara hari Selasa malam.
Dan mengatakan tindakan yang “sama sekali tidak dapat diterima”, karena serangan itu tidak beralasan.
Dilain pihak Iran belum mngatakan komentar resmi, namun kantor berita Nour milik pemerintah mengatakan.
Bahwa serangan ditujukan ke markas besar kelompok jihad Jaish al-Adl (Tentara Keadilan) di Pakistan.
Jaish al-Adl masuk kategori daftar hitam Iran sebagai kelompok teroris yang dibentuk tahun 2012.
Mereka melakukan beberapa serangan di wilayah Iran pada beberapa tahun terakhir.
Iran melakukan serangan rudal kepada “markas mata-mata” dan sasaran “teroris” di Suriah, juga di wilayah otonom Kurdistan Irak.
Masyarakat menilai serangan Iran tersebut semakin memperparah krisis di Timur Tengah.
Karena Israel masih melancarkan perang melawan Hamas di Gaza hingga sekarang.
Selain itu milisi Houthi pro-Palestina di Yaman menembak kapal perdagangan di Laut Merah.