Mantan Gubernur Bank Sentral Kanada dan Inggris, secara resmi memenangkan pemilihan sebagai pemimpin Partai Liberal yang berkuasa di Kanada.
Kemenangan tersebut secara otomatis akan menggantikan Justin Trudeau sebagai perdana menteri.
Hasil resmi yang diumumkan pada Minggu (9/3/2025) menunjukkan bahwa Carney berhasil mengalahkan mantan Menteri Keuangan, Chrystia Freeland.
Yakni dengan memperoleh 86% suara dari hampir 152.000 anggota partai yang berpartisipasi dalam pemilihan.
Kemenangan Carney terjadi pada masa yang penuh tantangan bagi Kanada, yang saat ini berada di tengah-tengah perang dagang dengan sekutu lamanya, Amerika Serikat, di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump.
Selain itu, Kanada juga harus segera menggelar pemilihan umum guna menentukan arah pemerintahan selanjutnya.
Dalam pidato kemenangannya, sebagaimana dilansir Reuters, Senin (10/3/2025), Carney dengan tegas menyebut bahwa kebijakan Trump telah merugikan Kanada dan harus dilawan.
“Ada seseorang yang berusaha melemahkan ekonomi kita,” ujarnya, yang langsung disambut dengan teriakan protes dari para pendukungnya. “Dia menyerang pekerja, keluarga, dan bisnis Kanada. Kita tidak boleh membiarkan dia berhasil.”
Carney juga menegaskan bahwa pemerintahannya tidak akan berjalan seperti biasa.
“Ini bukan bisnis seperti biasanya. Kita harus melakukan hal-hal yang belum pernah kita bayangkan sebelumnya, dengan kecepatan yang tidak kita duga sebelumnya.”
Sebelumnya, Trudeau telah mengumumkan pengunduran dirinya pada Januari setelah lebih dari sembilan tahun berkuasa.
Keputusannya itu dipicu oleh merosotnya tingkat persetujuan publik terhadapnya, yang memaksa Partai Liberal menggelar pemilihan pemimpin baru dalam waktu singkat.
Dalam pidato perpisahannya, Trudeau menegaskan bahwa situasi politik saat ini adalah momen penting bagi bangsa Kanada.
“Jangan salah paham, ini adalah momen yang menentukan bagi negara kita. Demokrasi bukan sesuatu yang pasti. Kebebasan bukan sesuatu yang pasti. Bahkan Kanada pun bukan sesuatu yang pasti,” ucapnya.