Ditengah geopolitik yang terus memanas karena peperangan berbgai negara di timur tengan dan bagian lainnya.
Kondisi dunia saat ini semakin mencekap karena ada virus yang menyerang manusia yang akibatkan oleh hewan.
Virus ini sudah menyerang Amerika Serikat dan yang menjadi korban rata rata petani dan peternak.
Disatu sisi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat mengkonfirmasi.
Terkait adanya infeksi baru virus avian influenza atau H5N1 pada manusia pada Kamis lalu (22/5/2024).
CDC mengingatkan ada virus dengan potensi pandemi yang baru-baru ini menyebar dengan cepat di antara sapi perah di Amerika.
Mereka menyatakan bahwa Ini adalah kasus manusia kedua yang teridentifikasi terkait dengan wabah sapi.
Keduanya adalah pekerja peternakan dan tertular melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi dan hanya menunjukkan gejala ringan.
Meskipun belum ada bukti adanya penularan dari manusia ke manusia, otoritas kesehatan AS tetap waspada.
Separuh dari persediaan vaksin H5N1 nasional saat ini sedang dipersiapkan untuk digunakan.
Para ilmuwan mencoba mengumpulkan berbagai data yang tidak sempurna untuk menilai bagaimana virus ini berevolusi.
“Yang jelas mengenai H5N1 saat ini adalah jika penyakit ini menular dari manusia ke manusia, kita akan mengetahuinya”, kata Jennifer Nuzzo, ahli epidemiologi di Brown University, dikutip dari The Economist, Sabtu (25/4/2024).ā
Virus influenza menginfeksi banyak spesies dan, kadang-kadang, sebuah virus akan berpindah silang dan menginfeksi spesies yang bukan merupakan spesialisasinya.
Seandainya hal ini terjadi maka sangat mematikan bagi spesies inang baru dan berbahaya.
H5N1 merupakan virus flu burung yang kini telah menyebar ke banyak burung dan beberapa spesies mamalia.
Berpotensi sebagai salah satu virus yang berpotensi menjadi pandemi karena tidak ada kekebalan terhadap virus tersebut pada manusia.
Dalam hampir tiga dekade sejak H5N1 pertama kali terdeteksi pada angsa di China.
Sejak saat itu juga terdapat sekitar 900 infeksi pada manusia di seluruh dunia yang menjadi korban.
Infeksi biasanya terjadi melalui kontak dengan unggas atau burung lain yang terinfeksi.
Pemerintah AS telah lama menimbun vaksin dan obat-obatan untuk digunakan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya pandemi flu burung.
Pekan lalu, mereka memulai proses penyiapan hampir 5 juta dosis vaksin yang diharapkan cocok untuk melawan H5N1.
Pakar penyakit menular mengatakan bahwa pemerintah AS secara umum tampaknya sudah siap.
Jika flu burung menyebar lebih luas dibandingkan dengan kesiapan negara tersebut dalam menghadapi pandemi Covid.
“Ada banyak hal yang sudah ada yang membantu kita memahami bahwa kita dapat merespons hal ini dengan lebih cepat,” kata Dr. Andrew Pekosz, profesor di Sekolah Kesehatan Masyarakat Johns Hopkins Bloomberg.
“Namun, seperti yang selalu terjadi, ini tentang efisiensi respons kita, bukan? Kami tahu apa yang bisa kami lakukan. Kami hanya harus mampu melakukannya secara efektif,” tambah Pekosz.
Pemerintah AS saat ini mempunyai dua kandidat vaksin virus yang diyakini cocok untuk H5N1. Kandidat tersebut adalah versi virus yang dilemahkan yang memicu respons imun protektif di dalam tubuh dan dapat digunakan untuk memproduksi vaksin.
Kedua kandidat tersebut sudah tersedia untuk produsen, menurut CDC. Pemerintah pekan lalu memulai proses pembuatan 4,8 juta dosis vaksin manusia jika diperlukan, HHS menjelaskan.