Berbagai desakan internasional telah diungkapkan terkait konflik Israel dan Hamas.
Bahkan organisasi tertinggi dunia memberikan pernyataan resmi dalam perang itu.
Kepala Koordinator Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Martin Griffiths pada Jumat (5/1/2024) mengatakan.
Selama tiga bulan setelah perang Israel di Jalur Gaza, wilayah tersebut tidak layak dihuni.
Sedangkan para pekerja bantuan dihadapkan pada “misi mustahil” untuk dicapai.
Yaitu untuk membantu lebih dari 2 juta orang yang terdampak perang tersebut.
“Perang ini seharusnya tidak terjadi namun perang ini sudah berlangsung terlalu lama,”ucap Griffiths.
Pernyataan itu disampaikan terkait konflik Gaza yang telah berlangsung selama tiga bulan.
“Kami terus menuntut agar perang segera diakhiri dan selesai secepatnya.
Bukan hanya Agar masyarakat Gaza dan negara-negara tetangga disekitarnya tidak terancam.
Generasi mendatang tidak akan pernah melupakan rasanya hidup seperti di neraka.
Dengan berbagai serangan yang melanggar prinsip-prinsip dasar kemanusiaan,” tegasnya.
Nasib Anak-anak Dijalur Gaza
Organisasi Badan anak-anak PBB, UNICEF, mengatakan pada Jumat (5/1) waktu lalu.
Perang yang semakin intensif, kekurangan gizi, dan penyebaran penyakit mengancam 1,1 juta anak di Gaza.
“Anak-anak di Gaza seperti terjebak mimpi buruk yang semakin hari semakin memburuk.
Disampaikan Catherine Russell, direktur eksekutif UNICEF, dalam sebuah pernyataan.
Dia menegaskan bahwa anak-anak dan keluarga terus terbunuh dan terluka setiap hari.
Mereka berisiko terancam penyakit yang dapat dicegah serta kekurangan makanan dan air.
“anak-anak dan warga sipil wajib dilindungi dari perang serta memiliki akses layanan kesehatan dan pasokan kebutuhan dasar,” tegasnya.