Israel terus mendapat teror dari negara lain karena tidak mau menghentikan serangan ke Palestina.
Selain itu negara pro Palestina tidak hanya memberikan gugatan internasional tetapi juga serangan senjata.
Kemaren sebuah rudal jelajah diluncurkan ke wilayah Israel hari Kamis (30/5/2024).
Serangan ini terjadi ketika Negeri Zionis itu sedang melancarkan aksi serangan ke wilayah Gaza, Palestina.
Menurut Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan rudal itu diluncurkan dari arah Timur.
Serangan itu masuk ke daerah Golan Selatan dan memicu bunyinya alarm yang dipasang.
Beredar kabar bahwa rudal itu ditembakan dari Irak oleh milisi pro-Iran yang juga menjadi musuh Israel.
“Kami menembak jatuh sebuah rudal jelajah yang diluncurkan dari Timur,” ucap IDF dikutip Times of Israel.
Dia juga menjelaskan bahwa tidak ada korban jiwa akibat serangan tersebut.
Selain itu, Militer juga mengatakan bahwa sistem perlindungan Iron Dome telah menghancurkan ‘target udara mencurigakan’.
Meskipun sempat melintasi wilayah Lebanon dan memicu alarm berbunyi di kota Margaliot di Utara.
Sejauh ini, belum ada yang menyatakan tanggung jawab dari milisi yang didukung Iran di Irak.
Serangan rudal terjadi saat Israel bersitegang dengan sejumlah negara dunia soal serangannya ke Gaza.
Tel Aviv melancarkan serangan ke tenda pengungsian di titik paling Selatan yang menjadi konsentrasi 1 juta pengungsi, Rafah.
Iran dengan beberapa milisi dukungannya melakukan serangan ke Israel sebagai bentuk solidaritas terhadap Hamas.
Sebelumnya milisi seperti Houthi di Yaman, Hizbullah di Lebanon, serta beberapa kelompok di Irak telah melakukan serangan ke Israel.
Iran juga sempat menghujani Israel dengan ratusan serangan peluru rudal beberapa pekan lalu.
Hal Ini dilakukan setelah Tel Aviv melancarkan serangan ke gedung konsulernya di Damaskus, Suriah.
Meski mendapatkan perlawanandari banyak negara, Israel bertekad untuk meneruskan operasi di Rafah.
Pada saat yang sama, Penasihat Keamanan Nasional Israel Tzachi Hanegbi mengatakan bahwa.
Perang Israel dengan milisi penguasa Gaza, Hamas, kemungkinan akan berlangsung hingga akhir tahun ini.
“Saya memperkirakan terjadi pertempuran selama tujuh bulan lagi yang akan menghancurkan kemampuan militer dan pemerintahan Hamas serta kelompok militan Jihad Islam yang lebih kecil,” ucapnya.