Komoditas dunia mengalami pasang surut harga yang di pengaruhi oleh banyak faktor.
Faktor penyebab ketidakstabilan harga tersebut bisa jadi berasal dari internal atau eksternal.
Namun banyak pihak yang menjelaskan bahwa faktor politik menjadi penyebab utama fluktuasi harga.
Komoditas nikel mencapai level harga tertinggi selama tujuh bulan pada perdagangan Jumat (19/4/2024).
Hal ini didorong oleh pembicaraan pasar mengenai rencana China untuk membeli logam tersebut.
Karena mereka harus mencukupi persediaan negara dan khawatir dengan berkurangnya pasokan dari eksportir utama Indonesia.
harga nikel ditutup di level US$19.326 per metrik ton atau sekitar Rp 314,05 juta (US$1= Rp 16.250) Pada perdagangan Jumat (19/4/2024).
Fungsi dari Logam tersebut biasanya digunakan dalam bahan baja tahan karat dan baterai kendaraan listrik.
Tercatat sebelumnya bisa mencapai US$19.440 (Rp 315,9 juta) kategori tertinggi sejak September 2023.
Penyebab melambungnya harga nikel termotivasi oleh pembicaraan pasar bahwa penimbun China.
Informasi yang diterima berasal dari Badan Pangan dan Cadangan Strategis Nasional menjelaskan bahwa.
Mereka akan membeli nikel pig iron (NPI) sebagai bahan baku utama baja tahan karat, menurut sumber industri.
Namun ada salah satu sumber industri nikel mengatakan dia mendengar bahwa penimbun China sedang mencari 200.000 ton NPI.
Sumber yang meminta identitasnya tidak disebutkan namanya tersebut untuk mengatakan.
Sampai sekarang masih tidak diketahui berapa jumlah yang akan dibayar China dan perusahaan mana yang akan menyediakan nikel tersebut.
Tetapi disatu sisi dua sumber industri lainnya menjelaskan jumlah tersebut jauh lebih rendah.
Jumlah yang dicari China sebesar 20.000 ton NPI. NPI rata-rata mengandung sekitar 10% nikel.
Namun Badan Pangan dan Cadangan Strategis Nasional tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Kondisi tersebut menguntungan Indonesia sebagai produsen nikel terbesar di dunia dan pemasok utama ke China.
Tetapi masih dikaji permohonan persetujuan kuota penambangan dan belum diterbitkan izin secara penuh.
“Pasokan bijih nikel di Indonesia terbatas dan membatasi produksi,” kata sumber yang tak bisa disebutkan, kepada Reuters.
Harga nikel mengalami kenaikan sebesar 8%, kenaikan mingguan terbesar dalam sepuluh bulan.
Kenaikan harga disebabkan karena didorong oleh sentimen positif terhadap logam dasar MET/L.
Selain itu juga ada kekhawatiran pasokan setelah keputusan yang ditetapkan oleh Washington dan London.
Keputusan itu melarang LME dan CME menerima logam baru nikel, aluminium, dan tembaga buatan Rusia.
Sumber Berita : cnbc