Indonesia akan semakin jaya jika saham PT Freeport dikuasai kembali oleh Negara karena pendapatannya sangat tinggi.
Jika sebelumnya Presiden Joko Widodo hanya menyampaikan kabar tersebut namun kali ini sudah menunjukkan keseriusannya.
Joko Widodo yakin kepemilikan 61% Indonesia di PT Freeport Indonesia bisa mencapai kesepakatan setidaknya pada Juni 2024.
Pemerintah pun kini tengah merampungkan revisi Peraturan Pemerintah (PP) No.96 tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara.
Revisi Peraturan Pemerintah ini terkait perpanjangan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) PT Freeport Indonesia agar bisa diajukan dan diputuskan segera.
Sehingga tidak perlu menunggu 5 tahun sebelum masa IUPK Freeport berakhir pada 2041 mendatang.
Dalam PP No.96 tahun 2021 menjelaskan bahwa pemegang IUPK baru bisa mengajukan perpanjangan izin tambang paling cepat 5 tahun sebelum izin berakhir.
Negosiasi kepemilikan saham Indonesia menjadi 61% di PT Freeport Indonesia ini juga bagian dari proses revisi PP No.96 tahun 2021 tersebut.
“Masih dalam proses negosiasi dan juga persiapan regulasinya. Tapi saya yakin angka itu (61%) bisa kita dapatkan,” ungkap Jokowi.
Menurut Jokowi proses negosiasi masih berjalan alot, “Ya namanya negosiasi kan udah lama ini. Alot, alot banget,” ujarnya.
Jokowi menjelaskan jika revisi Peraturan Pemerintah ini bisa segera dirampungkan dalam waktu dekat.
Maka proses negosiasi bisa mencapai kesepakatan dipredikasi pada Juni 2024 mendatang.
“Regulasinya biar rampung dulu, baru setelah itu negosiasinya bisa segera difinalkan.
Tapi saya melihat, tadi saya targetkan gak sampai Juni lah. Secepatnya. Kalau bisa secepatnya, paling lambat Juni,” tuturnya.
Sebelumnya pada hari Kamis (28/03/2024), Presiden Jokowi baru saja mendapat kunjungan dari para petinggi Freeport, termasuk Freeport-McMoran (FCX).
Rombongan tersebut terdiri dari Chairman & CEO Freeport-McMoran Richard Adkerson, CFO Freeport-McMoran Kathleen L. Quirk, dan Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas.
Berdasarkan pantauan, Pertemuan tersebut berlangsung tidak lama kemungkinan hanya kurang lebih setengah jam.
Nampak Tony, Richard Adkerson dan Kathleen keluar gerbang istana pada pukul 11.24 WIB.
“Kami tadi bersama Richard Adkerson dan Kathleen L. Quirk bertemu Presiden untuk melaporkan perkembangan terkini dari situasi pertambangan di upstream dan juga terutama progres smelter,” ujar Tony usai pertemuan.
Tony juga mengabarkan jika progres smelter saat ini sudah mencapai 92% harapannya bisa rampung dan segera beroperasi pada Mei 2024 ini.
Dia menjelaskan jika tidak ada pembicaraan mengenai perpanjangan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK), maupun permintaan perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga yang berakhir pada Mei 2024.