Penangguhan bahan bakar minyak merupakan cara untuk mencegah melonjaknya bahan di pasaran.
Ketika dibiarkan maka akan banyak resiko yang dialami salah satunya semakin murahnya harga bahan.
Rusia menempuh langkah menangguhkan pengiriman BBM karena masih belum dibeli seluruhnya oleh negara lain.
Sedangkan beberapa kilang minyak terkena serangan pesawat tanpa awak atau drone Ukraina dalam beberapa bulan terakhir.
Ekspor minyak, produk minyak dan gas sejauh ini merupakan ekspor terbesar Rusia dan menjadi pendapatan besar.
sumber utama pendapatan mata uang asing bagi perekonomian Rusia yang nilainya mencapai US$ 1,9 triliun.
Kondisi tersebut sekaligus memastikan bahwa Moskow mendapat tempat di puncak politik energi global.
Kremlin telah bekerja sama dengan Arab Saudi sebagai eksportir minyak terbesar di dunia.
Tujuannya yaitu untuk menjaga harga tetap tinggi sebagai bagian dari kelompok OPEC+.
Rusia mengurangi ekspor minyak dan bahan bakarnya sebesar 500.000 barel per hari (bph) .
Hal itu dilakukan pada kuartal pertama sebagai bagian dari upaya OPEC+ untuk menopang harga.
Produsen bensin terbesar di Rusia pada 2023 adalah Gazprom Neft melalui kilang Omsk.
Lukoil melalui kilang minyak NORSI di Nizhny Novgorod, dan Rosneft melalui Kilang Ryazan.
Rusia memproduksi 43,9 juta ton bensin dan mengekspor sekitar 5,76 juta ton, atau sekitar 13% dari produksinya pada 2023.
Importir terbesar bensin Rusia berasal dari negara-negara Afrika, termasuk Nigeria, Libya, Tunisia dan juga Uni Emirat Arab
Sedangkan Rusia pada Januari 2024 mengurangi ekspor bensin ke negara-negara non-Persemakmuran Negara-negara Merdeka.
Sebagai bentuk kompensasi perbaikan kilang yang tidak direncanakan di tengah kebakaran dan serangan drone terhadap infrastruktur energinya.
Pada tahun lalu, Rusia melarang ekspor bensin sekitar bulan September dan November untuk mengatasi tingginya harga bensin dalam negeri dan kekurangannya.