Perkembangan teknologi semakin tidak terbendung oleh siapapun.
Ini terbukti dengan kesempurnaan alat dengan memanfaatkan internet.
Banyak Negara berlomba untuk merakit ‘robot pembunuh’ canggih.
Salah satunya mengandalkan teknologi kecerdasan buatan (AI).
Diantaranya Israel, Amerika Serikat (AS), dan China.
Informasi terbaru robot pembunuh sebenarnya sudah mulai digunakan.
Ketika perang Israel melawan kelompok Hamas Palestina.
Dan menewaskan lebih dari 15.000 warga di Gaza.
Dikutip dari laporan Politico, hari senin (27/11/2023),
Tepatnya beberapa jam setelah Hamas menyerang Israel 7 Oktober 2023.
Perusahaan Silicon Valley yang bernama ‘Skydio’.
Mendapat email langsung dari Institusi militer Israel.
Prajurit Benjamin Netanyahu tersebut meminta pasokan drone canggih.
Yang bisa menavigasi rintangan dengan otomatis.
Serta memindai struktur gedung yang kompleks menjadi visual 3D.
Skydio menyanggupi permintaan pihak militer Israel.
Selama tiga pekan pasca penyerangan Hamas.
Militer Israel memesan lebih dari 100 drone.
Sampai saat ini l drone masih terus dipasok ke Israel.
Berdasarkan keterangan petinggi Skydio, Mark Valentine.
Sebagai pihak yang berhubungan dengan pemerintahan Netanyahu.
Skydio bukanlah perusahaan teknologi AS satu-satunya yang jadi pemasok senjata Israel.
Dalam membalas dan menumpas kelompok Hamas.
Israel juga dikatakan memesan pasokan peralatan militer yang canggih.
Dari beberapa perusahaan manufaktur baru berbasis AS.
Israel kini telah menggunakan drone tanpa awak dalam serangan indoor.
Berdasarkan laporan disebut ada lebih dari 200 drone.
Dikirimkan dari perusahaan AS ke Israel, menurut laporan DefenseScoop.
CEO Fortem Technologies penyuplai drone otomatis ke Ukraina mengatakan.
Perusahaannya telah menggelar perbincangan tahap awal dengan Israel.
Terkait pengembangan sistem AI di perang Gaza.
Para aktivis yang menyuarakan etika AI mengungkapkan kekhawatiran.
Tentang sistem otomatisasi pihak militer Israel.
Yang menargetkan warga sipil Palestina dalam perang tersebut.
Sumber Berita : CNBC