Oleh : A.D Prasetya Editor : Arisvan 21 April 2025
Narasi pencopotan Gibran sebagai Wakil Presiden tampaknya tidak sejalan dengan keinginan mayoritas masyarakat.
Dukungan yang masif dari berbagai lapisan menunjukkan bahwa Gibran masih memiliki legitimasi begitu kuat.
Alih-alih mempertanyakan posisinya, publik justru berharap agar semua pihak bisa bersatu mendukung pemerintah untuk fokus pada pembangunan Indonesia ke depan.
Undang undang dasar 1945 (UUD 1945) dan Undang Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang pemilu, wakil presiden adalah jabatan yang dipilih langsung oleh rakyat bersama presiden dalam satu paket. Oleh karena itu Presiden tidak memiliki kewenangan sepihak untuk memberhentikan wakil presiden.
Jangan mau demokrasi dikorbankan hanya karena emosi sesaat demi kepentingan sekelompok orang, Kritiklah jika perlu, tapi jangan langgar konstitusi ujar Yunius Suwantoro Bendahara Umum Nasmar & Kader PSI
Di tengah gelombang ketidak puasan dan isu politik yang kian memanas, muncul sekelompok orang yang secara terang-terangan menyuarakan keinginan untuk mengganti Wakil Presiden yang sah.
Mereka menggulirkan narasi ketidakmampuan, menyebar disinformasi, dan mencoba menggalang dukungan publik melalui berbagai cara.
Namun, gelombang perlawanan segera bangkit, Rakyat yang mencintai stabilitas dan konstitusi tidak tinggal diam.
Para akademisi, tokoh masyarakat, dan pemuda dari berbagai daerah bersatu menyuarakan dukungan terhadap pemerintahan yang sah.
Mereka seakan mengingatkan bahwa kekuasaan di negara ini tidak bisa diubah hanya karena ambisi segelintir orang tapi Semua harus melalui jalur konstitusional dan demokratis.
Aksi solidaritas pun bermunculan, diskusi publik, pernyataan sikap, hingga aksi damai dilakukan di berbagai penjuru negeri. Demokrasi harus dijaga dan segala bentuk upaya inkonstitusional harus dilawan ujar Yunius Suwantoro kader PSI
Perlawanan ini bukan sekadar tentang membela satu sosok, tapi membela prinsip, menjaga marwah demokrasi, serta memastikan bahwa negara ini tidak jatuh ke tangan mereka yang hanya mementingkan kekuasaan semata. Tutup Yunius.