Wayang Kulit merupakan kesenian yang berasal dari pulau Jawa.
Zaman dahulu wayang kulit merupakan hiburan sebelum adanya film.
Sifat tokoh wayang kulit banyak digunakan sebagai simbol perilaku sosial.
Budayawan sering memberikan predikat kepada seseorang pada saat ini.
Misalnya jika ada orang yang perilakunya licik, maka dia dianalogikan sebagai sengkuni.
Banyak tokoh wayang yang belum dimengerti oleh masyarakat.
Hanya tokoh sentral saja yang diketeahui karena sering menjadi obrolan umum.
Dalam pementasan wayang yang terbuat dari semacam boneka kulit dikendalikan oleh dalang.
Satatus dalang juga popular ditengah perbincangan diberbagai media.
Misalnya dalam sebuah peristiwa politik, ekonomi, dan kejadian hukum.
Pangamat selalu mengeluarkan kata kata “dalang” atau pengatur strategi.
Agar peristiwa yang diharapkan benar benar terjadi sesuai apa yang diskenario.
Posisi dalang tidak pernah kelihatan dan Nampak didepan umum.
Tetapi perannya sangat Vital karena sebagai pengatur jalannya cerita.
Pertunjukan ini melibatkan boneka kulit yang dioperasikan oleh dalang, atau pemain wayang.
Sejarah Wayang Kulit
Wayang Kulit lahir beberapa abad jauh sebelum Negara Indonesia merdeka.
Diperkirakan ada sejak zaman Hindu-Buddha di Jawa Sekitar abad ke-9 atau ke-10.
Wayang Kulit awalnya digunakan untuk menyampaikan ajaran agama Hindu-Buddha di Jawa.
Dalam perjalanannya Wayang Kulit berkembang dan mengalami pengaruh dari berbagai budaya seperti Islam dan Jawa.
Karakter dalam Wayang Kulit
tokoh sentral wayang Kulit yang dikenal masyarakat yaitu Semar, Arjuna, dan Rama.
Karakter wayang mempunyai ciri khasnya sendiri dan tidak dimiliki oleh yang lain.
Serta melambangkan nilai-nilai penting budaya Jawa hingga sekarang.
Kebaikan, keberanian, dan keadilan merupakan Karakter yang disukai oleh penonton.
Banyak kisah-kisah menarik dan menyampaikan pesan moral terkandung di dalamnya.
Pentas Wayang Kulit
Dalam pelaksanaannya wayang kulit selalu diminati oleh masyarakat sejak dulu.
Wayang Kulit biasanya digelar pada malam hari sampai hampir shubuh.
Dahulu pentas wayang dilakukan dalam rangkaian acara adat atau ritual keagamaan.
Tetapi pada saat ini banyak masyarakat yang menanggap wayang ketika nikahan dan lain lain.
Dalang memiliki banyak peran, selain sebagai pemain wayang juga pengisi suara.
Posisinya duduk di belakang layar kain berwarna putih dan menggerakkan wayang dengan menggunakan stik khusus.
Gamelan digunakan sebagai pengiring pertunjukan dan mendukung suasana cerita.
Dalang menceritakan kisah-kisah epik dan konflik yang menarik dan menghibur penonton.