Generasi muda memiliki peran yang sangat vital dalam perjalanan bangsa dan Negara Indonesia.
Oleh sebab itu pintu dan ruang ekspresi harus tebuka lebar untuk mewadahi bakat pemuda.
Memajukan Bangsa dan Negara Indonesia tidak harus dengan sisi politik saja.
Tetapi bidang seni, budaya, ilmu pengetahuan dan olah raga juga memiliki porsi yang besar.
Semakin hari godaan pemuda dan generasi muda Indonesia semakin menakutkan.
Pragmatisme, hedonisme, dan individualisme menjadi ancaman berbahaya bagi generasi Bangsa.
Karena Paham tersebut bisa menghancurkan eksistensi pemuda yang diharapkan sebagai kunci pembangunan karakter dan peradaban Indonesia.
Pada era teknologi informasi yang semakin kencang ini godaan pemuda semmakin dekat.
Karena perantaranya lewat Handphone yang selalu berada dalam genggaman setiap saat.
Jika mengutip kalimat Bung Karno, beliau pernah bertutur bahwa 1.000 orang tua hanya bisa bermimpi, namun 10 orang pemuda bisa mengguncang dunia.
Kalimat itu bermakna tentang bagaimana pentingnya peran pemuda dalam kemajuan Negara.
Bung Karno pernah juga pernah berkata jika ingin membangun karakter manusia Indonesia seutuhnya.
Tertulis dalam bukunya, sesungguhnya nation building itu character building, dan manusia Indonesia.
Wajib memiliki hati yang suci, bermental baja, dan semangat menyala-nyala seperti Rajawali,”.
Pemuda harus memiliki hati suci yaitu menjunjung tinggi integritas, kejujuran, tanggung jawab, dan amanah.
Bermental baja yaitu memiliki spirit kerja pantang menyerah dan memiliki etos kerja kuat.
Karena integritas, etos kerja harus dikemas dengan semangat solidaritas dan persatuan.
Agar kita berkembang bukan sebagai individu tetapi sebagai bangsa, artinya memerlukan nasionalisme dan gotong royong.
Semua pihak harus memikirkan upaya untuk melawan pragmatisme, hedonisme, dan individualisme.
Kondisi sosial yang menakutkan sudah terjadi misalnya orang yang tidak bekerja keras disanjung, tetapi orang yang jujur tidak dihargai.
Semua itu terjadi karena banyak yang menyembah materialisme untuk individualisme.
Sehingga prinsip prinsip dasar manusia sudah tidak lagi dihargai dengan keagungan.
*> Semakin Hari Negara Ini Semakin Miskin Pemikir
Indonesia Kekurangan pemikir yang bebas dari materialisme dan pragmatisme.
Akibatnya pikirannya selalu difokuskan kepada pencapaian nominal bukan kesuksesan sosial.
Indonesia miskin sosok tokoh pemuda panutan seperti jaman dahulu yang rela memikirkan orang lain sampai lupa berfikir tentang diri sendiri.
Parahnya generasi muda banyak disuguhi dengan perilaku koruptif para politisi karbitan.
Yang tidak pernah mendapatkan pendidikan politik tetapi bisa menempati kursi legislatif.
Tidak pernah melakukan pendampingan dan kerja kerja kerakyatan tetapi membeli suara agar menang.
Sehingga politisi yang benar benar mengabdi pada jalur ideologi justru menjadi komoditas politik.
Bisa jadi politisi idealis tersebut juga dibeli suaranya oleh kader baru yang membawa satu karung uang.
Sehingga si idealis kehilangan nilai nilai yang diperjuangkan dan menjelma sebagai oportunis.
Yang selalu berkata kentut pemodal tercium wangi meskipun sebenarnya baunya busuk .
Indonesia merindukan sosok pemuda seperti Bung Karno, Bung Hatta, Tan Malaka, dan kawan kawan.
Yang tetap berfikir kemerdekaan bangsa dan Negara Indonesia meskipun dirinya berada didalam penjara.
Penulis
Redaksi marhaenis