Kemerdekaan Indonesia diraih dengan penuh keringat dan air mata karena harus melakukan perlawanan kepada penjajah kolonial.
Dalam pertempuran yang terjadi, para pejuang dan pahlawan menggunakan alat seadanya bahkan ada yang memakai bambu runcing.
Tetapi keterbatasan peralatan perang tidak membuat para pejuang menyerah, namun mereka mengorbankan jiwa dan raga demi Indonesia merdeka.
Semasa muda Bung Karno sudah memiliki banyak wawasan dan pandangan untuk membangun sebuah negara.
Tetapi negara bisa terbentuk jika memiliki beberapa komponen yang harus dipenuhi diantaranya adalah dasar negara, struktur pemerintahan, dan wilayah atau rakyat.
Bung Karno memiliki pandangan tentang kondisi sosial masyarakat yang selalu dirugikan dan ditindas oleh sebuah sistem, dengan beberapa istilah yakni.
MARHAEN adalah rakyat yang miskin atau yang telah dimiskinkan oleh sistem KAPITALISME dan penjajahan dalam segala bentuk dan manifestasinya.
MARHAENIS adalah setiap orang yang berjuang bersama dan membela nasib kaum marhaen serta mengangkat derajat dan martabatnya dari kondisi miskin, melarat menjadi makmur dan sejahtera lahir dan batin (bebas merdeka, berdaulat dan menjadi tuan di negeri sendiri).
MARHAENISME merupakan Paham, ideologi, teori perjuangan dan praktik perjuangan untuk mengangkat derajat dan martabat kaum marhaen Indonesia dari belenggu penjajahan politik, ekonomi dan kebudayaan dalam segala bentuk dan manifestasinya untuk bebas merdeka dan berdaulat.
Dalam praktiknya MARHAENISME adalah keseluruhan ajaran Bung Karno, baik sebagai ideolog, politikus maupun negarawan, yang tertulis maupun lisan yang harus diterapkan sesuai dengan perkembangan zaman masa kini dan masa mendatang.
Marhaenisme diterjemahkan sebagai “sosio-nasionalisme” dan “sosio-demokrasi”.
SOSIO-NASIONALISME adalah rasa kebangsaan yang terbentuk karena persamaan nasib dan kepentingan.
Bung Karno mengakui perbedaan di antara umat manusia, namun menentang kolonialisme dan kapitalisme.
Sedangkan SOSIO-DEMOKRASI adalah mengakui hak setiap individu untuk hidup sejahtera bersama yang lain.
Pada saat Konferensi Besar GMNI pada tahun 1959 di Kaliurang, Bung Karno menyampaikan bahwa.
MARHAENISME adalah suatu asas yang paling cocok untuk gerakan rakyat di Indonesia. Rumusannya adalah sebagai berikut :
MARHAENISME adalah asas, yang menghendaki susunan masyarakat dan Negara yang didalam segala halnya menyelamatkan kaum Marhaen.
MARHAENISME adalah cara perjuangan yang revolusioner sesuai dengan watak kaum Marhaen pada umumnya.
MARHAENISME adalah dus asas dan cara perjuangan “tegelijk”, menuju kepada hilangnya kapitalisme, imprealisme dan kolonialisme.
Secara positif, maka Marhaenisme saya namakan juga sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi; karena nasionalismenya kaum Marhaen adalah nasionalisme yang sosial bewust dan karena demokrasinya kaum Marhaen adalah demokrasi yang social bewust pula.
Dan siapakah yang saya namakan kaum Marhaen itu?
Yang saya namakan MARHAEN adalah setiap rakyat Indonesia yang melarat atau lebih tepat: yang telah dimelaratkan oleh setiap KAPITALISME, IMPERIALISME dan KOLONIALISME.
Kaum Marhaen ini terdiri dari tiga unsur:
Pertama : Unsur kaum proletar Indonesia (buruh)
Kedua : Unsur kaum tani melarat Indonesia, dan
Ketiga : kaum melarat Indonesia yang lain-lain.
Dan siapakah yang saya maksud dengan kaum Marhaenis?
Kaum MARHAENIS adalah setiap pejuang dan setiap patriot Bangsa.
Yang mengorganisir berjuta-juta kaum Marhaen itu, dan
Yang bersama-sama dengan tenaga massa Marhaen itu hendak menumbangkan sistem kapitalisme, imprealisme, kolonialisme, dan
Yang bersama-sama dengan massa Marhaen itu membanting tulang untuk membangun Negara dan masyarakat, yang kuat, bahagia sentosa, adil dan makmur.
Pokoknya ialah, bahwa MARHAENIS adalah setiap orang yang menjalankan Marhaenisme seperti yang saya jelaskan di atas tadi, Camkan benar-benar!: setiap kaum Marhaenis berjuang untuk kepentingan kaum Marhaen dan bersama-sama kaum Marhaen!
* Penjelasan diatas merupakan beberapa cuplikan pidato yang disampaikan Bung Karno Tentang ideologi Marhaenisme