Kekosongan kekuasaan Negara Prancis Disikapi dengan cepat oleh presiden Emmanuel Macron.
Emmanuel Macron memilih Perdana Mentri baru Prancis melalui berbagai pertimbangan.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan Perdana Menteri (PM) terpilih.
Dia mempercayakan jabatan Perdana Menteri dijabat oleh Gabriel Attal, pada Selasa (9/1).
Meskipun muda tetapi Attal memiliki banyak pengalaman birokrasi dan pemerintahan.
Diantaranya sebagai juru bicara pemerintah Prancis pada masa pandemi Covid-19.
Bahkan dia juga menjabat sebagai Menteri pendidikan pada Juli 2023 lalu.
Publik Prancis beraksi terhadap keputusan presiden Karena memilih Attal sebagai perdana Menteri.
Attal dianggap sebagai pejabat yang memiliki banyak kontroversi dan masalah.
Berikut Kontroversi Gabriel Attal
- Larang Penggunaan Abaya di Sekolah
Dunia pernah dihebohkan dengan berita dari prancis yang melarang busana muslim.
Keputusan itu dibuat oleh Gabriel Attal Saat menjabat sebagai Menteri Pendidikan.
Attal melarang siswa berbusana muslim abaya atau gamis besar di sekolah Prancis.
Bahkan Larangan itu diperkuat dengan putusan Mahkamah Agung (MA) Perancis pada 7 September 2023.
- Politikus LGBT
Gabriel Attal sebagai lelaki pertama yang secara terang-terangan mengakui gay serta menduduki jabatan PM Prancis. Menurut laporan CNN,
Jika isu tersebut benar maka Attal adalah salah satu politisi LGBT yang berkuasa di dunia.
- Jalin Hubungan dengan Politikus
Attal memiliki kemitraan sipil dengan ‘anak andalan’ Presiden Macron, yakni Stéphane Sejourné.
Stephane merupakan seorang anggota Parlemen Eropa dan sekretaris jenderal partai yang berkuasa.
Dia juga merupakan salah satu penasihat politik Macron hingga 2021.
Kemitraan tersebut bernama civil solidarity pact (pakta solidaritas sipil atau dalam bahasa Prancis pacte civil de solidarité).
Yakni bentuk kontrak persatuan sipil antara dua orang dewasa untuk bisa mengatur kehidupan bersama.