Imperialisme Serial ke 5, Perang dan Masa Depan Dunia

- Jurnalis

Senin, 10 Maret 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto Bung Karno dan Kennedy Akrab Diatas Mobil

Foto Bung Karno dan Kennedy Akrab Diatas Mobil

 Pendahuluan

Sejarah dunia ditandai oleh konflik dan perebutan kekuasaan yang tiada akhir. Perang bukan sekadar pertumpahan darah, tetapi juga cerminan ambisi, ideologi, dan perebutan supremasi. Dari Perang Dunia I hingga dominasi kapitalisme modern, dunia terus bergerak dalam siklus kekerasan, eksploitasi, dan upaya rekonstruksi sosial.

Babak Perang yang Mengubah Dunia

Dentuman artileri, derap infanteri, dan rentetan peluru membuka lembaran baru sejarah global. Perang Dunia II bukan hanya perang antar negara, tetapi perang ideologi yang membentuk dunia hingga saat ini.

Di Eropa, Adolf Hitler dan Nazi Jerman membakar benua dalam ambisi supremasi Ras Arya. Perancis yang dulu berjaya di era Napoleon menyerah tanpa syarat. Britania Raya nyaris tumbang. Stalin di Timur menanti dengan strategi politiknya yang licin.

Di Asia, Kekaisaran Jepang bangkit, mengibarkan panji imperialisme dan mendeklarasikan dominasi di Asia Timur Raya. Dari Jawa hingga Manchuria, satu suara menggema: “Kami tunduk kepada Kaisar Jepang.” Namun, tindakan gegabah Jepang mengebom Pearl Harbor membangunkan raksasa yang tidur—Amerika Serikat masuk ke kancah perang.

Baca Juga :  Joe Biden Diterjang Badai Politik Ganas Dan Terancam Dimakzulkan Sebagai Presiden AS

Afrika Utara menjadi medan tempur antara Sekutu dan Rommel, Sang Rubah Gurun. Pasukan Sekutu mendarat di Normandia, memulai babak akhir dominasi Nazi. Tiba-tiba…

– Hiroshima dan Nagasaki terbakar bom atom.

– Mussolini dieksekusi rakyatnya sendiri.

– Hitler menghilang, meninggalkan teka-teki sejarah.

– Jepang menyerah tanpa syarat.

– Tentara Merah Soviet memasuki Berlin.

Perang pun usai, tetapi dunia tidak pernah benar-benar damai

Era Baru: Imperialisme yang Berubah Wajah

Perang Dunia II melahirkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan jargon “Declaration of Human Rights.” Namun, pertanyaannya: apakah PBB benar-benar menjadi lambang kebebasan? Ataukah ini hanya imperialisme dalam bentuk baru?

Kini, imperialisme tidak lagi hadir dengan penjajahan fisik, tetapi melalui dominasi ekonomi, teknologi, dan budaya. Kapitalisme tumbuh menjadi kekuatan yang sulit dibendung, melahirkan kesenjangan ekonomi yang semakin lebar. Eksploitasi menjadi makanan pokoknya.

Baca Juga :  Hari Musik Sedunia Diperingati Setiap Tanggal 21 Juni, Berikut Sejarah dan Perkembangannya

– Kebenaran di mata kapitalisme adalah segala sesuatu yang bisa dijual.

– Kebaikan diukur dari seberapa laku sebuah produk di pasar.

– Neo-liberalisme menjadi wajah baru imperialisme, menguasai sektor-sektor strategis.

Refleksi: Ke Mana Kita Menuju?

Dunia saat ini tidak hanya berhadapan dengan perang senjata, tetapi juga perang gagasan dan ekonomi. Setiap era memiliki konstruksi yang membentuk cara berpikir, berbicara, dan bertindak manusia. Kita memasuki fase baru: imperialisme terstruktur dalam era digitalisasi.

Pertanyaan mendasar yang harus direnungkan: siapa sebenarnya pemenang dari semua ini? Kapitalisme? Marxisme? Atau nilai-nilai kemanusiaan yang masih bertahan di tengah pusaran perubahan?

Sejarah tidak pernah benar-benar berhenti. Sejarah adalah arena pertarungan tanpa akhir, dan kita semua adalah bagiannya.

Penulis
Djoko Sukmono
Badan Pendidikan dan Pelatihan
Gerakan Pemuda Nasionalis Marhaenis
( NASMAR )

Berita Terkait

Imperialisme Serial ke 7, Judi Imperialis Kapitalis Monoistik
IMPERIALISME Serial Keenam, IMPERIALISME Telah Memasuki Fase Historis Baru Yang Bernama Imperialisme Terstruktur
Imperialisme Serial keempat, Pergerakan Imperialis dan Kapitalis Dalam Rangka Meningkatkan Kekayaan
Imperialisme Serial Ketiga, Doktrin Yang Dianggap Mewakili Kebenaran dan Kebaikan
IMPERIALISME Serial kedua, Pemerintahan Jatuh ke Genggaman Sebuah Kekuasaan Baru Yang Bernama REZIM THEOKRASI  
Teuku Markam,The  Indonesian Wealthy Richie In Soeharto’s Era Who Contributed 30 Kilograms Of Monas Gold Had Ended Tragically In His Life
Amerika Berencana Keluar Dari WHO Karena Dianggap Membayar Lebih Tinggi Jika Dibanding China, Berikut Pernyataan Trump
Perjanjian Damai Hamas dan Israel Berpengaruh Terhadap Kondisi Geopolitik Internasional

Berita Terkait

Rabu, 12 Maret 2025 - 22:39 WIB

Imperialisme Serial ke 7, Judi Imperialis Kapitalis Monoistik

Selasa, 11 Maret 2025 - 21:08 WIB

IMPERIALISME Serial Keenam, IMPERIALISME Telah Memasuki Fase Historis Baru Yang Bernama Imperialisme Terstruktur

Senin, 10 Maret 2025 - 21:11 WIB

Imperialisme Serial ke 5, Perang dan Masa Depan Dunia

Jumat, 7 Maret 2025 - 23:02 WIB

Imperialisme Serial keempat, Pergerakan Imperialis dan Kapitalis Dalam Rangka Meningkatkan Kekayaan

Kamis, 6 Maret 2025 - 21:14 WIB

Imperialisme Serial Ketiga, Doktrin Yang Dianggap Mewakili Kebenaran dan Kebaikan

Berita Terbaru