Negara Ghana bangkrut setelah beberapa kali mengalami keterpurukan.
IMF menilai Negara Ghana bangkrut karena mempunyai hutang yang tinggi.
Hal ini dinyatakan oleh Presiden Ghana Nana Akufo Addo secara resmi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dana Moneter Internasioanl (IMF) memberikan pinjaman sebanyak US $3 miliar.
Rasio utang kotor pemerintah Ghana terhadap produk domestik bruto (PDB) bahkan sudah tembus 98,7%.
IMF pun melaporkan, PDB Ghana mencapai US$66,62 miliar atau Rp1.030 triliun pada data terakhir April 2023.
Kalukulasi diatas merupakan data IMF pada Hari JUmat 29 September 2023.
Selain tumpukan utang, Ghana juga tercatat memiliki inflasi yang tinggi.
Kementerian Keuangan Ghana melaporkan pada Selasa (26/9/2023).
inflasi sepanjang 2023 selalu di atas 40%. Tertinggi terjadi pada Januari 2023 yang tembus 54%.
Sedangkan suku bunga acuan pun melonjak dari 14% pada Desember 2021 menjadi 27% pada Desember 2022.
Pemerintah Ghana gagal membayar utang hingga miliaran dolar kepada pemberi pinjaman asing pada Desember 2022.
Krisis ini juga disebabkan oleh pandemi Covid-19, dampak invasi Rusia ke Ukraina, dan harga pangan dan bahan bakar yang lebih tinggi. Dilansir dari New York Times 30/9/2023.
Presiden Nana akhirnya mengambil pilihan terakhir dengan berhutang kepada IMF.
Sumber dana itu merupakan pinjaman ke-17 yang diambil secara terpaksa setelah Negara tersebut merdeka pada 1957.
Melihat siklus krisis dan dana talangan yang cukup kompleks ini memang telah menjangkiti puluhan negara miskin dan berpendapatan menengah.
Bahkan hampir di seluruh Afrika, Amerika Latin, dan Asia selama beberapa dekade terakhir.
IMF menyusun rencana penyelamatan untuk Ghana agar negara ini dapat bangkit kembali.
Di antaranya mengekang utang dan pengeluaran, meningkatkan pendapatan dan melindungi masyarakat termiskin.
Rencana itu berjalan seiring dengan negosiasi Acara dengan kreditor asing
Sumber Berita : Newyorktimes