Ruang gerak pendidikan di Indonesia sungguh makin mereda bahkan hilang, hal ini disebabkan oleh permainan elit politik yang selalu bergelut dengan kekuasaan baik untuk kelompok maupun dirinya sendiri.
Hingga memunculkan area dimana wilayah kecerdasan atas rakyat terhadap semua masalah diselesaikan lewat aksi kekerasan fisik, khususnya kekuatan massa aksi.
Meskipun kebanyakan dari mereka tak memahami apa yang sedang terjadi juga untuk apa keberadaannya didalam aksi tersebut.
Hal itu tak terlepas dari kekuatan uang kemudian terhubung dengan kelompok kelompok organisasi massa yang digunakan oleh para pihak anti pemerintah ataupun yang berlawanan dengan mereka.
Baik itu dari Ideologi maupun tentang sebuah kebijakan berakibatkan merugi dari pihak penyewa atau pengontrol organisasi massa.
Jadi jalan terbaik bagi pihak pihak ini yaitu menekan melalui aksi massa untuk menggagalkan sebuah rencana.
Atau berteriak di media massa beserta memakai anggota DPR bersuara, dengan kalimat kalimat doktrinasi bahkan menggunakan agama sebagai alat kontrol untuk menjaga isu agar terus berkembang maupun bertahan.
Ketika kita berbicara politik maka jurusannya adalah kekuasaan, isu bersama penguasaan terhadap rakyat agar terus berpihak pada penguasa serta membawa rakyat kepada kestabilan politik dan sosial ekonomi akhirnya memunculkan kesejahteraan pada rakyat bangsa.
Tapi ini baru dilakukan oleh dua Presiden Republik Indonesia yaitu Ir. Sukarno, memunculkan kemajuan kepercayaan diri rakyat juga berinteraksinya rakyat pada kebudayaan lokal serta kuat elit politik bermain literasi (bacaan), penulisan di media massa sehingga memunculkan daya baca masyarakat berkembang, termasuk dikalangan Mahasiswa.
Sementara itu, Presiden Jokowi, memunculkan kebanggaan rakyat atas pembangunan fisiknya diseluruh wilayah negeri, juga mengembalikan kehidupan ke Indonesiaan berada pada jalur awal (self belonging) masyarakat banyak telah merasa kembali adanya Indonesia pada diri mereka, dulu sempat hilang pasca Sukarno dan kembali mewangi diwaktu Jokowi berkuasa.
Keberadaan pembangunan fisik ini, memiliki kelemahan dalam tata kelola pemikiran, karena. Apa ?
Memunculkan orang orang hedonis atau maksimumnya mengikuti arus perkembangan pihak barat sehingga Indonesia diajak pada dunia western, kemudian elit berkuasa memberikan / mendudukan posisi orang orang pada tempat yang tidak tepat.
Oleh karena para elit kehilangan arah dalam menghadapi peta pemikiran bersamaan kuatnya gelombang pemikiran pemikiran Barat yang cepat berkembang.
Kemudian dibantu para lulusan universitas universitas disana yang mencuci otak para mahasiswa Indonesia lewat kekuatan pemikiran pemikiran hingga meninggalkan budaya bangsa juga mengikuti praktisme keluhuran bangsa sendiri.
Yaitu kerakusan imperialisme serta liberalisme, bersama keegoisan materialisme sangat kuat.
Maka yang muncul adalah, gaya hidup orang barat terekam dalam pemikiran bersama.
Di kembangkan masuk dalam film film, buku buku cerita, novel juga politik budaya sosial.
Penulis : Bahari Aden
Halaman : 1 2 Selanjutnya