Konflik bukan hanya berbicara tentang ketegangan senjata saja melainkan juga sektor ekonomi.
Kekuatan ekonomi menjadi penentu sebuah negara masuk dalam katagori berkembang atau maju.
Oleh sebab itu banyak penjajahan dan eksploitasi alam yang rentan dengan peperangan atas dasar ekonomi.
Beberapa perusahaan China terpantau sedang melakukan tindakan diam-diam ketika transaksi ke Rusia.
Hal itu terjadi ketika Moskow mendapat sanksi ekonomi dari Barat sehingga membuatnya terputus dari jalur pembayaran internasional.
Kondisi arus keuangan berubah pada saat bank-bank besar China undur diri dari pembiayaan transaksi terkait Rusia.
Perusahaan China beralih ke bank-bank kecil di perbatasan dan saluran pembiayaan bawah tanah seperti perantara uang.
“Sekarang tidak bisa menjalankan bisnis dengan baik menggunakan saluran resmi,” ujar Wang dikutip Reuters pada hari Senin (29/4/2024).
Lebih lanjut Wang mengatakan bahwa untuk menyelesaikan pembayaran bisnis barang-barang listriknya.
Pemilik perusahaan yang berbasis di Guangdong ini memikirkan jalan untuk memakai broker mata uang.
Dia juga menyatakan bank-bank resmi sudah mulai membatasi proses bisnis dengan Rusia.
Hal Ini karena adanya aktivitas yang masuk dalam pantauan Amerika Serikat (AS), dan mereka khawatir serta takut untuk dijatuhkan sanksi.
Pihak Bank-bank besar saat ini membutuhkan waktu berbulan-bulan, bukan cuma berhari-hari jika menyelesaikan pembayaran dari Rusia.
Akibatnya kami terpaksa untuk menggunakan saluran pembayaran yang tidak lazim atau mengecilkan bisnis,” ucapnya.
Bahkan manajer bank besar milik negara yang selalu saya gunakan mengatakan bahwa.
Pihak pemberi pinjaman khawatir dengan kemungkinan sanksi AS dalam menangani transaksi dengan Rusia.”.
Disatu sisi salah satu bankir Rusia mengaku melakukan pembayaran menggunakan kripto mungkin merupakan satu-satunya pilihan.
Tetapi kendalanya adalah kondisi keberadaan kripto yang dilarang di China sejak tahun 2021.