Pergantian kepemimpinan ketua umum partai merupakan hal yang biasa terjadi meskipun banyak dinamika didalamnya.
Karena masa jabatan sudah diatur sebelumnya di dalam AD/ ART yang dibuat sejak pertama kali organisasi berdiri.
Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengaku siap maju menjadi ketua umum (ketum).
Dia mengaku seiap untuk masuk arena kontestasi Musyawarah Nasional (Munas) partai berlambang pohon beringin itu pada Desember 2024.
Karena pada Munas sebelumnya, ia mengaku tidak sempat masuk gelanggang demi menjaga keutuhan Partai Golkar.
Sehingga menarik diri dari pencalonan dan memberikan jalan kepada Airlangga Hartarto untuk kembali memimpin Partai Golkar.
“Jadi bukan merebut, saya masuk gelanggang untuk bertarung menjadi Golkar satu,”
Pernyataan tersebut diucapkan Bamsoet dalam keterangan tertulis resmi di Jakarta, Jumat.
Dengan demikian, Bamsoet akan bertarung dengan beberapa kandidat lainnya yang digadang-gadang akan maju menjadi Ketum Partai Golkar.
Diantaranya Airlangga Hartarto, Agus Gumiwang, serta Bahlil Lahadalia.
Namun dirinya menduga masih ada nama lainnya yang akan muncul nantinya.
“Untuk kali ini, kami berharap gelanggang dibuka, sehingga terjadi proses pergantian kepemimpinan secara demokratis,” ucap dia.
Keinginan Bamsoet untuk menjadi Ketum Partai Golkar bukan kali pertama diutarakan Ketua Majelis Pemusyawaratan (MPR) itu.
Sebelumnya, dirinya pernah mengutarakan niat tersebut dan akan menempuhnya melalui musyawarah nasional.
Yang diadakan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar atau anggaran rumah tangga (AD/ART) Partai Golkar.
“Saya akan maju pada saatnya, ketika betul-betul Munas-nya terjadi.
Ya sesuai dengan periodisasi dan pilihan waktu yang ada, yang disepakati oleh seluruh pemangku kepentingan Partai Golkar,” kata Bamsoet di Gedung DPR, Jakarta, (14/7/2023) lalu.
Pada 2019, Bamsoet sempat mendaftarkan diri menjadi Ketum Partai Golkar periode 2019-2024.
Selain Bamsoet, delapan nama calon lainnya mendaftar, yakni Airlangga Hartarto, Ridwan Hisjam, Ali Yahya, Achmad Annama, Indra Bambang Utoyo, Agun Gunandjar Sudarsa, Derek Loupatty, dan Aris Mandji.