Setiap daerah bisa melambungkan namanya melalui berbagai kegiatan yang dilaksanakan.
Jika acara berlangsung menarik dan bisa mengundang daya tarik masyarakat dari luar daerah.
Maka secara tidak langsung memiliki poin tersendiri dalam promosi wisata dan yang lainnya.
Presiden Jember Fashion Carnaval (JFC) Budi Setiawan mengatakan kepada media bahwa.
JFC Ke-22 yang mengusung tema Algorithm dengan tagline “Beyond Binary of Our Story” .
Mengajak masyarakat untuk menjelajahi perjalanan karnaval Jember berkelas dunia.
Puncak Grand JFC berlangsung meriah dan dihadiri oleh puluhan ribu masyarakat dari dalam dan luar kota.
Sejumlah artis ibu kota, Puteri Indonesia, pejabat hingga artis dari Jepang yang menggunakan kostum unik dan spektakuler pada Minggu sore.
“Sejak berdiri tahun 2003, JFC telah berkembang menjadi salah satu karnaval fesyen terbesar di dunia,
Tema Algorithm menggambarkan perjalanan itu sebagai serangkaian instruksi yang kompleks,” katanya di Jember, Minggu.
Komponen utama tema Algorithm itu antara lain karakter personal, lokasi, peristiwa penting, isu dunia, politik, event, dan miracle.
“Untuk isu dunia, JFC berusaha untuk peka terhadap isu-isu dunia seperti perubahan iklim, keberagaman budaya, dan inklusi sosial,
Tujuannya isu-isu itu dapat dianalisis dan direspons melalui seni dan fesyen,” ucapnya.
Sedangkan untuk politik, JFC juga tidak lepas dari pengaruh politik baik dalam negeri maupun internasional.
Karena politik telah menjadi bagian dari algoritma yang mempengaruhi tema dan penyelenggaraan karnaval.
Kemudian unsur komponen miracle yakni keajaiban yang terjadi di setiap edisi JFC,
Baik dalam bentuk inovasi desain, penampilan spektakuler, maupun kejutan lainnya.
Merupakan bagian yang tak terpisahkan dari algoritma yang terus berkembang.
“Ada sebanyak 10 defile yang berkaitan dengan elemen algoritma dalam JFC tahun ini.
Diantaranya Wayang, Chess, Versailles, Media, Betta Fish, Climate Change, Zodiac, Fairy, Jember, dan Rio,” tutupnya.